MERAUKE, ARAFURA,- Dr. Ir. Herman Fithra, S.T.M.T.IPM. ASEAN Eng selaku Rektor Universitas Malikussaleh (Unimal) Aceh Utara mengemukakan bahwa Aceh dan Papua diharapkan dapat menjadi lokomotif menjaga NKRI sehingga sangat ironis jika anak-anak generasi penerus bangsa sejak lahir, sekolah, bekerja bahkan hingga wafat yang diketahui hanya kampung halamannya saja. Contohnya anak Aceh hanya tahu daerahnya saja padahal Indonesia begitu luas. Oleh sebab itu melalui inisiasi Forum Rektor Aceh Papua akan diupayakan agar anak-anak atau mahasiswa yang berasal dari kedua daerah dapat saling bertukar budaya dan lingkungan sehingga interaksinya semakin kuat dalam menjaga NKRI.
“Jadi bila memungkinkan dapat dilakukan pertukaran mahasiswa, jumlahnya tidak perlu banyak namun kami rasa perlu dilakukan. Selain itu jarak yang jauh juga tidak menjadi kendala karena dengan teknologi maka semua itu dapat disiasati,”jelasnya pada pertemuan dengan jajaran Unmus di gedung rektorat belum lama ini. Pihaknya juga ingin mengundang anak-anak Papua untuk dapat kuliah di Aceh sekaligus dapat merasakan adat kebiasaan Aceh serta turut merasakan kedamaian yang sudah berjalan 15 tahun terakhir ini. Pertemuan yang digelar tersebut selanjutnya akan dilaporkan kepada pihak Dirjen Dikti untuk dapat mengundang anak-anak Papua masuk fakultas kedokteran dan dapat kembali mengabdi di tanah kelahiran masing-masing termasuk menjadi tenaga guru.
Lebih lanjut ia menjelaskan, kampus yang ia pimpin tidak berada di ibu kota provinsi namun di wilayah kabupaten yakni Kabupaten Aceh Utara dan memiliki 4 lokasi kampus dan 7 fakultas. Sementara itu Rektor Unmus, Prof.Dr.Philipus Betaubun, MT mengharapkan dengan kunjungan Rektor Unimal ke Merauke membuat kedamaian yang ada semakin kuat di tanah selatan dan Papua pada umumnya. Selain itu ada pencerahan bahwa memang NKRI ini harus dijaga dan Aceh bersama Papua akan menjaga bersama keutuhan NKRI sehingga tetap aman dan nyaman.
“Inilah harapan besar saya terkait dengan kunjungan Rektor Unimal agar dapat memberikan pencerahan dan penegasan bahwa Papua dan Aceh adalah bagian dari NKRI,”ujarnya. Ia menjelaskan, Unmus membangun dua gereja dan satu masjid guna memberikan fasilitas ibadah kepada seluruh mahasiswa dan dosen agar dapat menjalankan ibadah dengan nyaman. Tentunya pemandangan seperti ini tidak terdapat di semua perguruan tinggi namun Unmus mampu tampil dengan tiga tempat ibadah sehingga para mahasiswa tetap diwajibkan untuk beribadah sesuai dengan agamanya masing-masing sebelum pembinaan.