Pasific Pos.com
HeadlineSosial & Politik

Kunjungi Masyarakat Ormu di Angkasa Pasir 6, Ketua DPR Papua Terima Sejumlah Aspirasi

Ketua DPR Papua Jhony Banua Rouw, SE mendatangi masyarakat Ormu di pasir 6 distrik Jayapura Utara, Kota Jayapura, Papua. (Foto : Tiara)

Jayapura : Ketua DPR Papua Jhony Banua Rouw, SE mendatangi masyarakat Ormu di pasir 6 distrik Jayapura Utara, Kota Jayapura, Papua guna menanggapi aspirasi yang disampaikan di kediaman Ketua Dewan Adat Tabi, Daniel Toto, Rabu 4 September 2024.

Dalam pertemuan ini juga dihadiri Sekwan DPR Papua, Dr. Juliana J. Waromi, SE, MSi, anggota MRP, Orpa Nari dan sejumlah staf DPR Papua diantaranya Rosa Bonay sekaligus sebagai MC dalam pertemuan tersebut.

Bahkan, ada beberapa aspirasi yang disampaikan diantaranya masalah pendidikan bagi anak-anak Ormu, Jalan penghubung yang belum selesai, Pendirian kampung adat Ormu, Tindak lanjut MoU air bersih dengan PDAM Jayapura, Keterwakilan dalam kursi DPRK dan Batas wilayah untuk pembuatan sertifikat.

Terkait dengan Kampung adat, Ketua DPR Papua, Jhony Banua Rouw, menegaskan bakal mendukung adanya kampung adat bagi masyarakat Ormu serta menjamin pelayanan publik yang lebih baik bagi masyarakat adat.

“Kampung Adat ini, selain upaya dari masyarakat sendiri, kami di Provinsi Papua, selama saya menjabat sebagai Ketua DPR, juga turut berjuang sampai kita sahkan Perdasinya (Peraturan Daerah Khusus),” kata Jhony Banua Rouw atau disingkat JBR saat menyampaikan sambutannya.

Ia menjelaskan bahwa Perdasi ini sangat penting karena tanpa Persasi tak mungkin mendapatkan nomor registrasi Kampung adat serta melakukan percepatan dalam mendorong adanya kampung adat bagi masyarakat Ormu.

Ketua DPR Papua Jhony Banua Rouw, SE mendatangi masyarakat Ormu di pasir 6 distrik Jayapura Utara, Kota Jayapura, Papua.

“Bukan hanya Perdasi diselesaikan dalam waktu sesingkat-singkatnya, tapi juga proses mendapatkan nomor registrasinya. Puji Tuhan, kalau saya tidak salah, tidak sampai satu bulan kemudian Kampung Adat Ormu sudah mendapatkan nomor registrasi,” jelasnya.

“Ormu ini akan kita jadikan 1 kampung,” tandas,” tegas Jhony Banua.Rouw.

Sementara soal Kursi DPRK, Jhony Banua Rouw, mendorong agar masyarakat Ormu bisa mendapatkan 1 kursi Perwakilan jalur adat di DPR Provinsi Papua

“Provinsi itu dapat data 11 kursi 6 Tabi, Saireri 5. Nanti pondok kita berdoa kepala suku kita berdua kita berjuang sama-sama mudah-mudahan kita bisa bantu lewati tahapan-tahapan yang ada. Dan, mudah-mudahan dalam waktu singkat bisa selesai,” ujarnya.

Terkait Pendidikan dan Sumber Air Bersih,
Ketua DPR Jhony Banua Rouw menyampaikan bahwa soal pendidikan dan sumber air bersih merupakan kewenangan pemerintah kota sehingga jika ia terpilih menjadi Walikota janji itu pasti bakal dilaksanakan.

“Maka yang bisa saya jawab nanti,” ucapnya.

Soal Jalan, JBR menegaskan bakal mendorong infrastruktur jalan bagi masyarakat Ormu lewat APBD perubahan provinsi Papua tahun anggaran 2024.

“Soal jalan ini, saya akan usahakan di APBD perubahan. Kalau Tuhan sayang saya janji Desember kalian dapat jalan kesini. Kalau tidak Tahun ini karena kami sudah bahas paling lambat Desember tahun depan akan diselesaikan,” terangnya.

Pada kesempatan itu, Ketua DPR Papua, Jhony Banua Rou juga menyampaikan rencananya untuk mundur dari jabatannya dan mencalonkan diri sebagai Walikota Jayapura.

“Saya sekalian mau pamit,” ujar Rouw di hadapan masyarakat Ormu.

“Kalau Tuhan sayang dan saya dapat kepercayaan untuk memimpin Kota Jayapura, Ormu akan dapat kampung yang ada di Kota Jayapura. Karena pemerintah hadir untuk melayani kalian, pemerintah ada untuk kalian bukan untuk pejabat,” tandas Jhony.

“Yang lain, saya tidak bisa jawab sekarang. Nanti kalau saya jadi Walikota,” ucapnya.

Sementara itu, menanggapi kunjungan ketua DPR Papua, Ketua Dewan Adat Tabi, Daniel Toto menyampaikan aspirasi dari masyarakat Ormu terkait kurangnya perhatian pemerintah selama 3 dekade.

“Kami, masyarakat Ormu, secara adat adalah warga Port Numbay. Namun dalam pelayanan di Pemerintah Kota Jayapura, kami tidak mendapat perlakuan yang merata di dalam masyarakat Port Numbay, padahal kami adalah suku Port Numbay,”bebernya.

Ia pun menjelaskan bahwa sejak diberlakukannya Undang-Undang No. 6 Tahun 1993 tentang Pembentukan Kotamadya, wilayah adat mereka berada di wilayah Distrik Jayapura Utara.

“Sudah 31 tahun berlalu, namun dari sisi pelayanan, kita tidak mendapatkan apa-apa,” keluhnya.

Masalah pendidikan, kata Daniel Toto, anak-anak Ormu kurang mendapatkan perhatian didalam dunia pendidikan. Bahkan Ia membandingkan dengan anak-anak Port Numbay lainnya yang mendapat kesempatan bersekolah ke luar negeri dan luar Papua.

“Kita bicara soal anak-anak kita untuk mendapatkan pendidikan, kita tidak dapat, agak susah,” ungkap Daniel Toto..

Daniel Toto menambahkan, ia juga mengatakan bahwa adanya ketimpangan pelayanan yang terjadi antara masyarakat Ormu dan kelompok Port Numbay lainnya.

“Kami orang yang satu rumpun itu tidak dapat pelayanan yang selama 31 tahun,” bebernya.

“Kita menyampaikan kepada beliau bahwa jika beliau mempersiapkan diri untuk maju sebagai calon walikota maka itu aspirasi yang kita sampaikan kepada beliau. jika beliau terpilih memperhatikan hal-hal ini karena kami sudah berusaha sejak kepemimpinan BTM,” tutup Daniel Toto. (Tiara).

Leave a Comment