Jayapura – Anggota DPR Papua, Mathea Mamoyau, S. Sos melakukan kunjungan kasih ke panti asuhan Putri Kerahiman Hawai, Sentani Kabupaten Jayapura, baru-baru ini.
Dalam kunjungan kasih ke panti asuhan itu, Politisi PDI Perjuangan ini juga memberikan bantuan bahan makanan (bama) berupa, Mie Instan, beras, Telur,, puluhan air mineral, puluhan nasi kotak dan juga membagi bagikan masker kepada penghuni yang ada di panti asuhan itu.
“Pemberian bantuan ini dalam rangka kunjungan kasih saya ke panti asuhan Putri Kerahiman Hawai, Sentani, sekaligus memberikan bantuan bahan makanan kepada anak anak yang ada dalam panti. Sebab, saya melihat disana banyak sekali anak anak yang sangat membutuhkan bantuan juga membutuhkan kasih sayang,” kata Anggota DPR Papua, Mathea Mamoyao kepada Pasific Pos di ruang kerjanya, baru-baru ini.
Mathea mengatakan, jika para penghuni panti ni, mereka adalah kumpulan anak anak yatim piatu, anak-anak terlantar yang dikumpulkan oleh suster suster lalu ditampung di panti asuhan Kerahiman Hawai ini.
“Saya terharu sekali ketika melihat keberadaan mereka disana. Tapi dengan kehidupan mereka di panti, mereka dibina, dilatih untuk menjadi berani, terampil, disiplin dan mandiri. Walaupun anak anak ini masih kecil, dan sudah kehilangan kasih sayang dari orang tua, tapi mereka bersyukur karena masih bisa mendapatkan kasih sayang dari suster suster yang merawat mereka di panti terabut. Terimakasih kepada para suster yang sudah menjaga anak anak ini dengan baik dan penuh kasih sayang,” ungkapnya.
Oleh karena itu, Mathea Mamoyao yang juga mantan aktivis ini berharap, pemerintah jangan menutup mata dengan kondisi yang mereka alami sebagai anak panti. Akan tetapi, pemerintah juga dapat melihat keberadaan anak anak panti asuhan yang ada di Bumi Cemderawasih ini.
“Baik panti yang dikelolah oleh yayasan Kristen tapi juga panti panti asuhan yang dikelolah oleh yayasan muslim. Saya merasa bahwa ada banyak anak anak terlantar atau anak yatim yang membutuhkan bantuan, yang menurut saya pemerintah ataupun pejabat lainnya belum tahu itu. Pemerintah jangan tutup mata akan hal ini,” tandas Mathea sapaan akrab wanita asal Kamaro Kabupaten Mimika ini.
Selain itu, kata Mathea, penghuni panti asuhan ini juga sangat butuh bantuan bahan bahan bangunan, berupa balok, tripleks dan seng untuk memperbaiki atap asrama yang kini sudah mulai rusak dan bocor.
“Dari kunjungan itu, saya juga melihat mereka ini sangat butuh adanya perhatian pemerintah ataupun pejabat lainnya untuk dapat membantu memperbaiki bangunan asrama mereka yang kini sudah mulai pada rusak,” bebernya.
Apalagi kata Mathea, bangunan panti asuhan Putri Kerahiman ini berdiri sudah sejak lama, semenjak Misionaris lama dan suster suster jaman Belanda masuk, panti asuhan ini sudah ada, sehingga wajar jika bangunannya tersebut sudah mulai rapuh. Sehingga mereka sangat butuh uluran tangan dari pemerintah maupun dari para dermawan lainnya.
“Jadi, keberadaan panti asuhan ini sangat berarti bagi anak anak yatim, anak anak terlantar maupun anak -anak broken home. Dari tempat ini mereka bisa di didik dengan baik untuk menjadi manusia yang punya masa depan dan akan berguna bagi Papua. Mereka kebanyakan anak anak Papua yang orang tuannya sudah lama berpisah maupun yang orang tuanya sudah meninggal. Jadi saya berharap pemerintah dapat melihat mereka, “harapnya.
Bahkan kata Mathea, anak anak yang ada di panti asuhan ini kebanyakan anak anak yang berasal dari daerah Pegunungan, seperti di Yahukimo, Pegunungan Bintang, Intan Jaya dan Puncak, akibat peperangan sehingga mereka kehilangan orang tua.
“Saya mengajak juga teman teman saya yang berasal dari beberapa kabupaten itu, untuk bisa melihat kondisi anak anak ini. Jangan melihat dari latar belakangnya tapi mari kita lihat bahwa anak anak ini adalah anak anak kita semua, anak anak yang perlu dibantu lewat pengurus panti itu sendiri, dibantu lewat Pastor atau lewat suster yang mendidik dan membina mereka. Dan saya bangga dengan anak anak yang ada disana karena masih kecil kecil tapi mereka sudah dididik disiplin dan dilatih untuk berani dan sopan dan takut akan Tuhan. Sehingga membuat saya tak henti hentinya untuk membantu mereka, “ujar Mathea.
Mathea menambahkan, jika para pengurus Panti Asuhan Kerahiman Hawai itu sangat bangga karena sebagai orang Papua, sebagai mama Papua, saya masih bisa luangkan waktu untuk melihat anak anak ini, anak anak yang butuh perhatian dan kasih sayang.
“Meskipun dengan keterbatasan, pengurus panti dapat merangkul anak anak itu dengan penuh kasih sayang dan penuh tanggungjawab untuk mendidik anak anak itu menjadi anak anak Papua yang terampil, kuat, mandiri dan takut akan Tuhan,” pungkasnya. (Tiara).