Jakarta – Kantor Staf Presiden Republik Indonesia bekerja sama dengan Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) Indonesia dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, secara resmi meluncurkan Program Regenerasi Petani dan World Food Forum (WFF) Indonesia.Peluncuran ini ditandai dengan upacara penandatanganan simbolis dan pemberian plakat yang diserahkan oleh Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal TNI (Purn.) Dr. Moeldoko di gedung Bina Graha, Jakarta, Rabu (2/10). Prosesi ini menandai pentingnya inovasi pertanian yang dipimpin oleh kaum muda untuk ketahanan pangan nasional.
Moeldoko mengatakan Korporasi petani muda bisa menjadi kunci untuk mendorong generasi muda tertarik menjadi petani.“Generasi muda memiliki peranan penting dalam memahami bahwa sektor pertanian memberikan keuntungan yang menarik, dan potensi pengembangan yang besar. Apalagi jika melibatkan penggunaan teknologi, maka petani sudah tidak perlu lagi kotor-kotoran semua bisa pakai teknologi,” ujarnya.
Dalam sensus pertanian BPS, menyebutkan mayoritas petani Indonesia berusia di atas 55 tahun. Yaitu, petani usia 43-58 tahun sebanyak 42,39%, perkiraan usia 59-77 tahun sebanyak 27,61% dan perkiraan usia 27-42 tahun mencapai 25,6%. Sehingga regenerasi menjadi bagian yang urgent untuk di dorong demi ketahanan pangan nasional.
Moeldoko menambahkan, Program Regenerasi Petani harus dilakukan secara multi-stakeholder serta didorong secara bersama-sama untuk mempercepat laju regenerasinya. Ia menekankan bahwa program ini harus berdampak langsung pada peningkatan jumlah petani muda di Indonesia.
“Sumber Daya Petani kita sudah semakin tua. Mau makan apa kita nanti kalau generasi muda tidak mau jadi petani,” tegas Moeldoko.
Deputi Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian, Dida Gardera mengatakan program regenerasi petani juga menjadi perhatian dari Kemenko perekonomian. “Kemenko perekonomian mendukung program regenerasi petani yang diinisiasi oleh KSP melalui sinergi beberapa program Kemenko perekonomian juga BUMN. Berikutnya akan dibuat platform bersama untuk mensinergikan berbagai program stakeholder,” ungkapnya.
Berbicara pada acara tersebut, Perwakilan FAO, Rajendra Aryal mengatakan bahwa pertanian merupakan ladang peluang. Ia menambahkan, generasi muda Indonesia memiliki masa depan cerah di sektor pangan dan pertanian.
“Dengan berpartisipasi sebagai salah satu ‘Petani Keren’ masa depan, kita bisa membangun masa depan di mana pertanian berkembang, inovasi mendorong kemajuan, dan ketahanan pangan terjamin untuk generasi mendatang,” kata Rajendra.
Program yang dikembangkan KSP ini akan membentuk petani muda yang menerapkan beberapa jenis pertanian yaitu permaculture, pertanian ramah lingkungan, penggunaan teknologi sederhana yang tepat guna hingga smart farming dengan menggunakan teknologi IOT.