JAYAPURA – Sekretaris Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (Sekum KONI) Papua, Kenius Kogoya, SP, MSi mengaku khawatir dengan prestasi atlet yang dipersiapkan dalam menghadapi pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua, pada 2-15 Oktober 2021.
Pasalnya, sebagai tuan rumah tentu sukses prestasi harus bisa dicapai. Sementara, KONI Papua masih membutuhkan anggaran sekitar Rp 500 miliar untuk bonus atlet, official serta pelatih dan lain-lainnya.
Kekhawatiran itu, disampaikan oleh Kenius Kogoya dalam Rapat Kerja Bersama Komisi V DPR Papua di Hotel Horison Jayapura, Rabu (7/07).
“Saat ini kita mengharapkan mendapatkan dukungan anggaran untuk sukses prestasi. Yang didalamnya ada bonus atlet. Sementara untuk kontingen dengan anggaran yang ada, kita sangat minim, sehingga kita berharap agar bisa mendapatkan dukungan dari Pemprov Papua dan DPR Papua untuk bisa menambahkan anggara. Entah dari mana sumbernya, entah dari ABT, Silpa atau lainya.” ujar Kenius Kogoya.
Menurut mantan Ketua Komisi V DPR Papua pada periode lalu ini, tambahan anggaran itu sangat penting, karena sebelumnya KONI Papua telah mengajukan anggaran Rp 1,3 triliun, namun hanya diberikan Rp 800 miliar untuk memback up sukses prestasi bagi atlet PON Papua.
“Jadi, hitungan kita masih kurang sekitar Rp 500 miliar. Itu sudah termasuk bonus atlet dan kontingen Papua,” ucapnya.
Ketika ditanya soal perkiraan anggaran untuk bonus bagi atlet peraih medali, Kenius Kogoya mengatakan, jika melihat bonus yang dikucurkan ke atlet pada PON di Jawa Barat sekitar Rp 600 juta yang diberikan gubernur, maka Papua sebagai tuan rumah pelaksanaan PON kali ini sebagai tuan rumah, tentu gubernur akan mengalami kenaikan.
“Ya, bisa naik Rp 800 juta atau Rp 1 miliar. Namun, itu sesuai dengan anggaran yang ada. Sehingga, kita berharap sebagai tuan rumah, para atlet kita ini, mereka harus bisa mendapatkan bonus yang terbaik,” tandas Kenius Kogoya.
Kendati demikian, lanjut Kenius Kogoya, dalam pemberian bonus itu, tentu akan dipertimbangkan dengan cabor yang ada. Misalnya, untuk tim beregu tentu akan berbeda nilai bonusnya dengan perseorangan.
“Misalnya, tim sepak bola ada 22 atlet. Tidak mungkin diberi Rp 1 miliar. Kita harus hitung proposional. Katakan dia bisa dapat Rp 350 juta atau Rp 400 juta per orang ya berarti dikalikan 22 orang. Nah, itu satu emas, belum lagi peraih medali perunggu dan perak,” jelasnya.
Bahkan kata Kenius Kogoya, dalam pemberian bonus itu, akan dihitung secara proporsional sehingga atlet juga merasa dihargai.
“Jadi, perhitungan kita dengan estimasi Rp 700 juta dengan perolehan medali 78, kita dapat disekitar Rp 400 miliar lebih. Kita sudah hitung berapa perak dan perunggu, kita sudah hitung secara proporsional, belum termasuk official, pelatih dan asisten pelatih,” paparnya.
Terkait permintaan anggaran tambahan sebesar Rp 500 miliar itu, Kenius Kogoya menilai cukup untuk memberikan bonus bagi atlet PON Papua. Selain untuk memberikan bonus atlet, tambahan anggaran itu juga untuk mendukung atlet PON Papua, termasuk peralatan latihan.
“Jadi memang biaya kita membengkak di karenakan kebutuhan atlet, peralatan latihan umum dan khusus, itu kita lengkapi. Apalagi, kita sebagai tuan rumah, kita tidak mau kalah dengan daerah lain. Jadi tidak boleh peralatan latihan atlet kurang,” tekannya
Apalagi kata Kenius Kogoya, Ini juga untuk membangkitkan semangat para atlet PON Papua ketika memberikan peralatan yang bagus. “Ya tentu akan meningkatkan kepercayaan dirinya, sehingga harus dipersiapkan dengan baik,” imbuhnya.
Sementara Ketua Komisi V DPR Papua, Timiles Jikwa, SE menjelaskan, jika pihaknya mengundang KONI Papua untuk persiapan PON Papua.
“Ada dua permasalahan besar yang perlu kita bantu. Yakni, pertama masalah anggaran. KONI Papua awalnya ajukan Rp 1, 3 triliun, namun dijawab Tim Anggaran Pemerintah Daerah tidak sesuai dengan yang diajukan KONI Papua,” bebernya.
Untuk itu, Komisi V DPR Papua yang membidangi Olahraga, mendesak agar kekurangan anggaran itu harus segera diselesaikan. Apalagi Dinas PUPR dan Disorda Papua telah membangun venue PON yang megah, namun atlet yang dibina KONI Papua belum diperhatikan maksimal.
Terkat dengan itu, Timiless Yikwa meminta kepada Tim Anggaran Pemerintah Daerah Pemprov Papua segera menjawab kebutuhan – kebutuhan yang dibutuhkan KONI Papua, yakni kekurangan anggaran lantaran sifatnya mendesak dan segera dibantu.
“Tentunya dalam waktu dekat, mereka sudah harus segera dibayarkan. Apalagi, ini harga diri orang Papua dan sukses prestasi pada PON XX dimana Papua sebagai tuan rumah,” tandasnya.
Namun apakah anggaran itu nanti melalui ABT atau ijin prinsip. Yang jelas kata Timiles Jikwa, hal ini sudah sangat mendesak dan tinggal beberapa bulan lagi, sehingga harus segera dicari solusinya.
“Misalnya melalui dana Silpa. Ya, kalau boleh melalui ijin prinsip sesuai kebutuhan yang diajukan KONI Papua, karena itu sangat mendesak. Jangan setengah-setengah, bayar full supaya mereka kerja full. Apalagi, kita ini tuan rumah, dan kita sudah bangun gedung megah, tapi atletnya tidak diurus, kita bisa juara ka tidak? Ini bukan harapan DPR Papua dan KONI Papua saja, tapi ini harapan rakyat Papua,” tandas Timiles Yikwa. (TIARA)