MERAUKE,- Hilangnya jaringan internet untuk kesekian kalinya di kawasan selatan Papua khususnya Kabupaten Merauke menyebabkan aktivitas masyarakat menjadi terganggu. Beberapa kali terjadi hal yang sama membuat berbagai kalangan habis kesabaran, geram, kecewa, prihatin dan entah perasaan apa lagi yang dapat menggambarkan peristiwa ini.
Permasalahan ini juga menggugah para jurnalis yang ada di Kota Merauke untuk bergerak menyampaikan protes kepada pihak Telkom dengan harapan dapat memfokuskan perhatian dan segera melakukan perbaikan agar kejadian tidak terulang lagi di tahun-tahun mendatang.
Wadah Komunitas Wartawan Daerah (KWD) Papua Selatan melakukan aksi demo di Kantor Telkom Merauke sekitar pukul 10.00 WIT pada Senin (8/1) dan menjadi pusat perhatian masyarakat yang berhenti untuk menyaksikan orasi yang disampaikan para pemburu berita di daerah tersebut.
Bahkan mereka yang berasal dari berbagai kalangan ikut mensuport wartawan dengan melontarkan kalimat bernada protes secara bergantian. Hal ini wajar karena demo damai yang digelar wartawan juga mewakili perasaan mereka yang sudah sangat dirugikan apalagi dalam waktu lama.
Bahkan tidak sedikit yang mengabadikan sejumlah karangan bunga dan spanduk bertuliskan ‘turut berduka cita atas matinya Telkom’ yang dibawa para wartawan Dengan mengenakan ikat kepala berwarna putih, para wartawan begitu lantang menyuarakan aspirasi di hadapan sang kepala kantor secara langsung yang saat itu didampingi beberapa staf.
Emanuel Eman Riberu selaku Ketua KWD Papua Selatan mengemukakan bahwa ada delapan poin yang menjadi tuntutan wartawan dan telah diserahkan kepada Kepala Telkom.
Di antaranya meminta dengan tegas agar Telkom segera melakukan pemulihan jaringan, membuka secara transparan kepada publik terkait kerusakan dan proses perbaikan jaringan internet, meminta aparat penegak hukum melakukan investigasi kerusakan internet karena kerap terjadi, pemberian kompensasi dan ganti rugi kepada pengguna layanan Telkom dan Telkomsel, menyediakan akses internet gratis sebagai bentuk kompensasi dan tidak dijadikan bisnis, mendesak pemerintah menghadirkan provider lain sebagai bentuk dukungan terhadap pembangunan era digitalisasi, mendesak pemerintah memperbanyak titik internet bakti sebagai antisipasi kerusakan jaringan dan yang tidak kalah penting, jika tuntutan tersebut tidak ditanggapi secara serius maka jurnalis Papua Selatan akan memberitakan kerusakan jaringan setiap hari.
“Gangguan jaringan yang berulang kali terjadi tidak bisa dibiarkan terus menerus, perlu ada langkah-langkah dari pihak Telkom mengatasi permasalahan yang sudah merugikan banyak pihak ini. Termasuk para wartawan yang sulit mengakses internet dan mengirim berita sehingga kita memutuskan turun langsung menyampaikan aspirasi kepada pihak Telkom agar segera mengatasi masalah ini,”terang Eman.
Kepala Kantor Daerah Telkom Merauke,Justino Fernandes menerima dengan baik kedatangan sejumlah wartawan dari berbagai media tersebut dan menyampaikan beberapa hal terkait penyebab terjadinya gangguan dan upaya yang dilakukan untuk memulihkan jaringan.
Seperti yang telah diduga sebelumnya, jawaban yang nyaris sama dari waktu ke waktu disampaikan oleh pihak Telkom, seperti rusaknya kabel optik dan proses kedatangan kapal yang akan melakukan perbaikan dalam waktu yang tidak sebentar. Semua dilakukan secara bertahap dan membutuhkan waktu cukup lama hingga jaringan benar-benar pulih yang direncanakan awal Februari mendatang.
Sedangkan saat ditanyakan wartawan tentang ketersediaan internet gratis, Kepala Telkom juga tidak memberikan jawaban yang pasti hanya menyampaikan akan dilakukan dalam waktu dekat. Ya, segala upaya telah dilakukan wartawan untuk mendesak Telkom, sekarang tinggal menunggu realisasi perusahaan plat merah tersebut untuk membuktikan keseriusannya agar tidak semakin merugikan masyarakat. (iis)