MERAUKE,ARAFURA,-Rektor Unmus, Dr.Drs.Beatus Tambaip,MA mengemukakan bahwa untuk dosen asli Papua hanya 10 orang yang ada di Kampus Unmus sehingga hal ini menjadi tantangan tersendiri baginya selaku rektor karena menurutnya, universitas tersebut sebagai suatu kekuatan lembaga yang dibentuk oleh pemerintah untuk mencerdaskan anak bangsa. Oleh sebab itu akan terjadi ketimpangan ketika masih ada masyarakat atau orang-orang yang tidak berdaya namun sebenarnya mereka memiliki harapan yang kuat untuk maju.
Derdasarkan data yang ada pada Unmus, jumlah dosen kurang lebih sebanyak 362 orang. “Saya hadir untuk itu, mewakili masyarakat yang selama ini diam dan sekarang berani bersuara. Selain itu harus menciptakan akses. Terima kasih karena tahun ini pemerintah pusat sudah membagi menjadi dua untuk penerimaan, yaitu untuk PNS dan non PNS. Ketika ada anak-anak Papua yang sudah lolos secara administrasi maka akan terus saya kawal hingga mereka benar-benar jadi,”terangnya kepada wartawan usai pelantikan dirinya di gedung PKM belum lama ini.
Untuk menjadi dosen ada sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi. Sekarang banyak orang pintar yang bermunculan, hanya saja banyak yang terpanggil namun sedikit yang terpilih. Dirinya adalah salah satunya yang terpilih dan selama 26 tahun mengabdi, kini ia kembali hadir setelah melalui seluruh tahapan untuk menjadi seorang dosen yang menurutnya tidak mudah. Menurutnya, Papua akan indah apabila seluruh anak bangsa yang berlatar belakang berbeda saling berdampingan, apalagi berada di tanah Anim Ha ini sehingga anak-anak asli dari negeri ini harus mendapatkan tempat.
“Kultur orang Marind sudah sangat membantu, proses akulturasi sudah sangat membantu sehingga kita menjadi sangat baik. Dalam arti, pendekatan pembangunan yang dilakukan di Papua Selatan sebenarnya lebih humanis. Namun jangan sampai ada yang menjadi korban, yakni masyarakat lokal. Karena mereka sudah begitu baik namun malah tidak diperhatikan,”terangnya. Ia meminta lembaga pendidikan dalam hal ini Unmus, harus dapat memberikan ruang dan dan akses bagi mereka sehingga bisa lebih maju. Memang diakui mereka tidak bisa dipaksakan untuk ‘lari’ lebih cepat namun tetap harus memberikan tempat.**