Jayapura, – Guna memastikan pelayanan dan penanganan terhadap pasien yang terinfeksi virus corona atau covif-19,
Komisi V DPR Papua yang membidangi Kesehatan bersama Sekretaris Dewan (Sekwan) DPR Papua, DR. Juliana J Waromi, SE. M. Si, kembali melakukan kunjungan ke RSUD Jayapura, pada Senin (11/05).
Namun dalam kunjungan kali ini, DPR Papua dalam hal ini Komisi V menemukan banyak masalah di ruang lingkup RSUD Jayapura. Pasalnya, kebutuhan urgen atau emergency dalam RSUD Jayapaura belum terpenuhi, lantaran hingga kini belum terjawab oleh Pemprov Papua dalam hal ini Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Papua.
“Sudah beberapa kali kami melakukan sidak dan kunjungan ke RSUD Jayapura dan ada beberapa masalah bahkan kami sudah ambil data dan sudah diajukan ke pimpinan DPR Papua kemudian telah diteruskan ke Pemprov Papua. Tapi ternyata pak direktur sendiri katakan belum ada tanggapan dari Pemprov Papua dalam hal ini Tim Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Papua,” kata Ketua Komisi V DPR Papua, Timiles Jikwa didampingi Anggota DPR Papua, Nason Utty, Elly Wonda, Sinut Busup, Feryana Wakerkwa dan Namantus Gwijangge serta Sekretaris DPR Papua, DR Juliana J Waromi, SH, MH di RSUD Jayapura, Senin (11/05).
Untuk itu, legislator Papua ini mendesak agar kebutuhan RSUD Jayapura dalam penanganan Covid-19 itu, segera dijawab oleh Tim Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Papua
Apalagi tandas Timiles, ini menjadi kebutuhan mendesak bagi RSUD Jayapura dalam pelayanan kesehatan terutama pasien Covid-19.
“Kalau yang lain-lain sabar dulu lah. Karena yang menangani dan menjadi garda terdepan adalah rumah sakit. Itu kebutuhan urgent, sehingga harus segera dijawab kebutuhan yang ada di rumah sakit,” tegasnya.
Menurutnya, jika ada masalah yang ditemukan di RSUD Jayapura yang merupakan rumah sakit milik pemerintah daerah dalam penanganan covid-19, maka seharusnya RSUD Jayapura ini menjadi rumah sakit rujukan yang diutamakan, bukan rumah sakit swasta.
Hanya saja lanjut Timiles, jika rumah sakit pemerintah sudah penuh, baru masuk ke rumah sakit swasta, sehingga RSUD Jayapura atau rumah sakit pemerintah daerah ini yang harus dimaksimalkan terlebih dahulu.
“Karena RSUD Jayapura merupakan rumah sakit rujukan nasional, sehingga harus diperhatikan dengan baik,” tekannya.
Sementara itu, Anggota Komisi V DPR Papua, Nason Utty mengingatkan agar tim Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Papua tidak mencari untung ditengah pandemi Covid-19 ini.
“Saya minta tim Gugus Tugas tidak boleh makan uang orang sakit Covid-19. Uang yang ada itu segera dikirim ke RSUD Jayapura agar paramedis dan dokter segera menangani orang sakit, bukan Tim Gugus Tugas. Jadi Tim Gugus Tugas Covid-19 jangan tahan uang segera salurkan untuk membantu memenuhi kebutuhan medis RSUD Jayapura,” tegas Nason Utty.
Bahkan, Direktur RSUD Jayapura, Aloysius Giyai pun mengakui masih banyak kekurangan yang dihadapi oleh RSUD Jayapura dalam penanganan pasien Covid-19.
“Ya, kami sudah usul ke pimpinan kami, TAPD. Hanya kami masih menunggu. Mudah-mudahan kami dianggarkan segera. Tapi, pasien sakit ini kan tidak menunggu, tetap jalan dan terus bertambah,” ujarnya.
Meskipun demikian kata Aloysius Giyai, RSUD Jayapura tetap melayani dengan hati tulus dan ikhlas ditengah keterbatasan dan kekurangan alat medis.
“Mereka ini juga manusia, jadi saya harap koordinasi dan komunikasi serta keputusan itu dipercepat oleh pimpinan TAPD kami, sehingga kami juga bisa pastikan pergeseran dari DPA kami yang mana? Dan dibantu oleh Satgas Covid-19 yang mana?,” tukasnya.
Padahal ungkap Aloysius Giyai, RSUD Jayapura sudah mengusulkan anggaran Rp 23 miliar untuk penanganan Covid-19 sehingga diharapkan segera ada persetujuan sesuai kebutuhan emergency seperti evafilter, ventilator, merehab ruangan pasien Covid-19 dan lainnya.
“Tapi, kalau saya ada dana hari ini, saya kerja. Ini sekarang saja kami kerja apa adanya,” tekannya.
Diakui, sampai Senin, 11 Mei 2020, RSUD Jayapura merawat 30 pasien Covid-19, diantaranya 24 pasien positif Covid-19, 3 Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan 2 Orang Tanpa Gejala (OTG).
“Sebenarnya, untuk pasien PDP dan OTG itu, tidak dirawat di RSUD Jayapura. Rumah sakit ini, rumah sakit rujukan. Tapi, kalau mereka datang, tidak mungkin kami tolak. Kenapa disini kelihatan ringan, ya karena kami kerja sungguh-sungguh. Kami bangun komunikasi dengan dokter spesialis, perawat dan manajemen untuk ditangani tuntas. Tidak boleh setengah-setengah,” jelasnya
Menutut Aloysius sesuai aturan atau standar perawatan untuk pasien Covid-19, sebenarnya belum memenuhi syarat ruangan yang ada, alias sudah over kapasitas ruangan. Namun, pihaknya berupaya melakukan pelayanan yakni isolasi pertama di ruang syaraf, isolasi kedua dulu ruang bekas flu burung, ketiga IGD lama dan keempat sedang disiapkan ruang anak-anak, yang sudah direhab mulai Senin dan dipindahkan untuk ruang anak-anak ini.
“Kelima, RSUD Jayapura akan siapkan ruang VIP atau tidak diadakan sebagai tahapan antisipasi, apalagi pasien Covid-19 cenderung meningkat,” terangnya.