Alif : Guru Tetap Aktif Siapkan Bahan Pembelajaran
MERAUKE,ARAFURA,- Kepala SMPIT Ibnu Sina, Alif Friendy Kurniawan mengemukakan, terkait dengan tahapan pembelajaran yang masih dilakukan secara daring oleh sejumlah sekolah hingga saat ini memang tengah menjadi isu hangat khususnya soal penerapannya di tengah pandemi Covid 19. Diakui tanggung jawab dan beban yang harus dipikul orang tua menjadi bertambah karena selain fokus bekerja mencari nafkah, mereka juga dituntut untuk dapat mendampingi anak saat belajar daring. Memang untuk level kelas atas tidak terlalu kesulitan saat pendampingan berlangsung namun beda halnya dengan para siswa yang masih berada di jenjang pendidikan rendah.
Oleh sebab itu secara teknologi harus terus didampingi dan orang tua juga harus bisa menjadi guru di rumah. Sedangkan dari sisi para guru tetap mempersiapkan bahan pembelajaran bahkan jauh lebih banyak dibandingkan ketika luring. Guru tetap aktif untuk membuat video pembelajaran, menyusun tugas-tugas dan lain sebagainya. Menurutnya, semua keputusan yang diambil tidak terlepas dari yang namanya pro dan kontra karena ada yang memandang dari sisi positif dan ada pula dari sisi negatif. “Saya berupaya untuk dapat melihat dari sisi tenaga pendidik, orang tua dan pelajar dimana proses pembelajaran yang mengkombinasikan antara daring dan luring bagi saya merupakan sebuah terobosan dan solusi karena kita masih berada di masa pandemi,”jelasnya.
Pria yang juga seorang pemerhati pendidikan ini menambahkan, sekolah yang ia pimpin menggunakan konsep daring dan luring karena daring sebagai satu lompatan menuju teknologi sehingga para guru, orang tua dan anak-anak sudah harus melek teknologi. Saat ini merupakan momen yang pas untuk sekolah mengecek kemampuan dan kompetensi, seberapa jauh penggunaan teknologi di lingkup SMPIT Ibnu Sina. Adapun alasan penerapan luring karena menurutnya, terdapat nilai-nilai yang tidak dapat diperoleh dalam proses daring seperti adab, cara dan pembentukan karakter selama proses belajar mengajar.
Pasalnya, ketika siswa mengikuti proses daring maka guru tidak dapat mengetahui apakah siswa benar-benar siap secara mental, lalu kesiapan fisik dalam arti pakaian yang dikenakan, dalam kondisi apa siswa saat belajar dan lain sebagainya. Beda halnya ketika dilaksanakan dengan proses luring maka guru dapat melihat secara langsung kondisi siswa dan mereka masih memperhatikan adab dalam belajar, adab saat berinteraksi dengan guru dan teman serta adab tanggung jawab dalam memperoleh sebuah ilmu.