MERAUKE – Dari enam cabang olahraga PON XX Papua di klaster Merauke, saat ini masih menyisakan cabor gulat dan catur untuk dipertandingkan hingga tuntas.
Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), Marciano Norman mengakui, secara umum PON Papua berjalan baik.
Hanya saja, dalam gelaran event nasional tersebut sempat diwarnai kericuhan. Setelah sebelumnya terjadi pada cabor tinju di Jayapura, disusul keributan saat pertandingan gulat berlangsung di Merauke, Senin (11/1O) lalu. “Di gulat sempat ada keributan karena tidak puas dengan penilaian dalam pertandingan,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (12/1O).
Menurut Ketua Umum KONI, terjadi dinamika dalam pertandingan merupakan hal yang lumrah. Hanya saja, lanjutnya, yang terpenting bagaimana pihak terkait dapat mengatasi persoalan yang terjadi. Termasuk menempuh mekanisme dengan mengajukan keberatan kepada dewan hakim untuk dijadikan penilaian.
Marciano Norman sangat berharap, sebagai duta olahraga dari masing-masing daerah, semestinya dapat menjunjung tinggi sportivitas dalam pertandingan. “Bukan berarti kalau tidak puas langsung kita bertindak sesuai keinginaan kita masing-masing, ada mekanismenya,”katanya.
Adanya insiden pada pertandingan gulat, pada kesempatan itu Wakil Bupati Merauke, H. Riduwan telah menyampaikan permohonan maaf untuk segala kekurangan terhadap penyelenggaraan PON XX klaster Merauke.
Sebelumnya Ketua Persatuan Gulat Indonesia, Gusti Randa Malik juga secara langsung meminta maaf kepada masyarakat Indonesia atas kericuhan yang terjadi di cabor gulat PON XX di kelas 74 kg bebas putra, antara pegulat Papua dan Kalimantan Selatan di venue GOR Hiad Sai Merauke, Senin (11/1O).
Gusti Randa menyebut, pertandingan tetap dilanjutkan dengan catatan bagi PB PGSI, bahwa laga dimenangkan secara walk-out dari tim tuan rumah yang kemudian akan melanjutkan masalah ke Badan Olahraga Republik Indonesia.
“Kedepan, organisasi PGSI akan lebih disiplin dan tertib dalam mengelola dalam sebuah event cabang olahraga gulat, terutama dalam PON,” katanya. (humas pb pon papua)