Jakarta – Kepala Staf Kepresidenan, Dr. Moeldoko mengadakan pertemuan dengan Kementerian Pertahanan, Kementerian Keuangan, Kementerian Luar Negeri dan Bappenas untuk membahas langkah lanjutan program kerjasama pengembangan pesawat tempur Korea Fighter X dan Indonesia Fighter X (KFX/IFX) bersama Korea Selatan yang berlangsung di Gedung Bina Graha, Jakarta, Senin (2/10).
Moeldoko menilai terdapat tiga isu besar yang hadir dalam keberlangsungan program kerjasama tersebut. Pertama, mengenai hak kekayaan intelektual, sistem perjanjian, serta hak pemasaran. Ketiga isu tersebut, menurut Moeldoko perlu segera dicarikan solusi untuk melanjutkan keberlangsungan kerjasama ini.
“Pada kerjasama ini juga ada pertaruhan hubungan politik kedua negara, jangan sampai ini dipertaruhkan dan harus kita pikirkan dengan sungguh-sungguh,” kata Moeldoko.
Selain mengenai harmonisasi kerjasama bilateral tersebut, Moeldoko juga menyampaikan adanya pelibatan transfer teknologi dari proyek jet tempur tersebut. “Proyek ini juga berkaitan dengan pengembangan SDM kita, agar insinyur-insinyur kita bisa menguasai teknologi yang juga lebih advance,” ujarnya.
Sebagaimana sebelumnya telah disampaikan bahwa alokasi cost share sempat mengalami penundaan, sehingga diperlukan renegosiasi terkait permasalahan ini. Dimana jika sesuai dengan perjanjian, maka program engineering, manufacturing, and development (EMD) dalam proyek jet tempur tersebut rampung pada 2026. Namun, hal tersebut tidak dapat dilaksanakan karena Indonesia masih harus melunasi pembayaran cost share tersebut.
Dari sisi anggaran, Moeldoko menyampaikan bahwa perihal tersebut sudah menjadi keputusan dari Kementerian Keuangan. “Awalnya kita semangat lalu poco-poco [maju-mundur] dan sekarang kita semangat lagi namun keuangan negara berkehendak lain,” ungkap Moeldoko.
Sebagai informasi Indonesia menjalin kerja sama dengan Korea Selatan dalam pengembangan jet tempur KFX/IFX. Dua negara bersepakat dalam proyek US$8 miliar atau Rp121,35 triliun.
Dalam proyek itu, Indonesia akan mendapatkan transfer teknologi jet tempur. Proyek itu diperkirakan akan memproduksi 120 unit jet tempur untuk Korsel dan 48 unit jet tempur untuk Indonesia. Sesuai kesepakatan, Indonesia menanggung 20 persen pembayaran.
Dalam kesempatan pertemuan tersebut, Moeldoko juga menyebut akan bertemu dengan Menteri Pertahanan Korea Selatan tepat pada Hari TNI mendatang, 5 Oktober 2023. “Saya akan coba bicarakan terkait kerjasama ini juga nanti,” pungkas Moeldoko.