JAYAPURA – Kementerian Pemuda dan Olahraga RI meminta pemerintah Papua menyiapkan gudang peralatan PON XX. Sebab, diperkirakan dalam tahun ini peralatan PON sudah dikirim ke klaster penyelenggaraan.
Demikian disampaikan Staf Ahli Bidang Kerjasama Kelembagaan, Chandra Bhakti dalam teleconference Koordinasi Monitoring Persiapan PON bersama KONI Pusat, PB PON dan Kantor Staf Presiden, Selasa (23/6) lalu.
Chandra mengatakan, Kemenpora mendukung pelaksanaan PON dan Peparnas yang akan digelar pada bulan Oktober 2021 di bumi Cenderawasih.
“Pada bulan Juli besok, Kemenpora sudah melakukan lelang peralatan, oleh karena itu, diharapkan pemerintah provinsi Papua segera menyiapkan gudang peralatan,”katanya.
Menanggapi pernyataan Staf Ahli Kemenpora, Ketua Harian PB PON Papua, Yunus Wonda mengatakan, hingga saat ini, Pemerintah Provinsi Papua baru membangun satu gudang peralatan kawasan olahraga Doyo baru, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura.
“Kami harapkan Pemprov Papua segera menyiapkan gudang peralatan untuk menampung peralatan pertandingan, tentunya perlu sebuah gudang yang memiliki kapasitas besar,” jelasnya.
Oleh karena itu pihaknya mendorong agar pemerintah bisa menambah dua atau tiga gudang untuk menampung peralatan pertandingan di masing-masing klaster penyelenggaraan PON.
“Gudang peralatan memang tidak bisa dibangun oleh PB PON, tetapi harus dibangun oleh pemerintah karena PB Pon tidak bisa kerja fisik,” ujar Yunus.
Menurut dia, untuk membangun gudang peralatan ada baiknya gunakan system sewa lahan.
“Jadi setelah PON selesai, lahannya kita kembalikan, aset bangunannya tetap milik pemerintah. Sebab kalau kita mau beli lahan untuk bangun saat ini, saya pikir akan lama prosesnya,” tutur Yunus
“Saya pikir kita bangun dua atau tiga gudang dengan kapasitas besar itu sudah cukup,” tuturnya lagi
Hal ini karena tidak semua peralatan bisa disimpan di gudang. Sehingga dua atau tiga gudang dengan kapasitas cukup besar dipastikan mencukupi
“Gudang ini dibangun di Kota dan Kabupaten Jayapura, karena jumlah peralatan di cluster ini cukup besar, sementara di cluster lain peralatan tidak terlalu banyak,” jelasnya
Yunus mencontohkan seperti di klaster Timika butuh satu gudang besar kemudian di Jayapura masih perlu ditambah dua atau tiga gudang
“Jadi kalau pengadaan peralatan disana (Jakarta) sudah selesai, kita harus hitung sekian bulan selanjutnya sudah harus masuk. Sebab perlata tidak boleh tahan lama di gudang, sehingga peralatan tiba langsung dipasang, sebulan dua bulan pas tes iven peralatan sudah siap,” paparnya.