SENTANI – Mendorong percepatan proses pengoperasian Pelabuhan Petikemas Depapre dibutuhkan niat dan ketulusan hati dari semua stakeholder yang terlibat langsung di pelabuhan.
Hal itu ditegaskan Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Kabupaten Jayapura, Alfons Awoitauw, S.IP, ketika ditanya wartawan usai pertemuan terkait koordinasi usulan Pelabuhan Petikemas Depapre sebagai Tol Laut pada Dirjen Lalu Lintas Laut Kementerian Perhubungan RI dan mendorong percepatan pengoperasian Pelabuhan Petikemas Depapre.
“Untuk proses percepatan (pengoperasian) Pelabuhan Depapre itu kan kembali kepada hati semua stakeholder yang memang terlibat langsung di pelabuhan ini. Karena pergumulan tentang percepatan pengoperasian pelabuhan Depapre sudah lama dan itu merupakan agenda nasional,” katanya.
“Dengan ditetapkannya pelabuhan Depapre sebagai pelabuhan Tol Laut maka kita juga diberikan satu tugas tambahan dan hal ini bukan pekerjaan mudah, karena tidak bisa dikerjakan oleh pemerintah Kabupaten Jayapura sendiri tapi harus multisektor,” jelas Alfons.
Sebab itu, kata Alfons, bahwa pertemuan hari ini pihaknya sebenarnya sedang mengingatkan kembali komitmen-komitmen yang sudah lalu itu, apakah masih di ingat atau tidak.
“Ternyata kita masih di dalam tahap percakapan atau pembicaraan, yang bicara mengenai tugas fungsi dan lain sebagainya, itu penting sebenarnya. Tapi, yang penting disini adalah kita harus lakukan terobosan-terobosan,” ujarnya.
“Nah, lewat Inpres ini saya kira ada jawaban yang akan memberikan semacam suasana kesejukan, baik itu untuk pemerintah daerah, masyarakat dan semua pihak yang terlibat dalam proses percepatan pengoperasian pelabuhan Depapre,”.
Ditanya tentang pandangan Dishub terkait keseriusan para pihak terkait, Alfons melihat keseriusan dari pihak-pihak terkait, bahwa semua pihak akan bekerja sesuai dengan kewenangannya masing-masing.
“Yang jelas untuk pihak perhubungan sudah tidak ada masalah, karena kita sekarang sudah bicara untuk bagaimana kapal bisa beroperasi. Dengan berbagai situasi yang ada, kita sudah skenariokan seperti pihak navigasi tadi bilang, kalau toh pada akhirnya lampu suar itu tidak dibangun, maka kita pakai sisi laut guna bisa memandu kapal,” tukasnya.
