Jayapura, – Anggota Komisi I DPR Papua bidang Pemerintahan, Politik, Hukum dan HAM, Laurenzus Kadepa menyayangkan sikap aparat keamanan yang dinilai berkali-kali membubarkan paksa aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh para mahasiswa di Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura.
Terkait dengan kejadian itu, sehingga menimbulkan hubungan antara Komisi V DPR Papua bidang Pendidikan dan pimpinan Universitas Cenderawasih (Uncen) sebagai mitra dari Komisi V, saling bersitegang.
Menurut Kadepa, apa yang sudah dilakukan Ketua Komisi V Timiles Yikwa tidak salah dan sudah sangat benar, sebab sesuai tupoksi Komisi V DPR Papua yang membidangi Pendidikan, sehingga kalau pun Komisi V menyoroti pihak Uncen dalam penanganan masa aksi mahasiswa, itu wajar saja. Karena Komisi V merupakan mitra kerja Uncen. Untuk itu pihak lain jangan terprovokasi.
Apalagi lanjut Kadepa, Ketua Komisi V DPR Papua ini juga berbicara berdasarkan laporan dari adik-adik mahasiswa disertai dengan bukti rekaman vidio. Yang mana dalam vidio tersebut, terbukti rektor Uncen itulah yang memberi perintah kepada pihak aparat keamanan untuk menghalangi serta membubarkan aksi unjuk rasa dari massa demonstran yang hendak menyampaikan aspirasi.
“Jadi percakapan dalam vidio yang kini sudah beredar itu jelas, karena pihak keamanan sendiri yang mengatakan hal tersebut ketika adik-adik mahasiswa itu bertanyak, kenapa mereka harus dibubarkan dan itu jawabannya,”kata Laurenzus Kadepa lewat via telepon kepada Pasific Pos, Kamis (29/10), semalam.
Menurut Politisi Partai NasDem ini, Itu merupakan bagian dari fungsi pengawasan Komisi V DPR Papua yang memang membidangi soal Pendidikan.
Oleh karena itu, pihaknya menyarankan ada baiknya Komisi V DPR Papua dan Piminan Uncen kembali duduk bersama sebagai mitra harus dievaluasi.
Dalam menyikapi kondisi Papua saat ini kata Laurenzus Kadepa, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi Papua yang dipimpin Gubernur, Wakil Gubernur, Sekda, SKPD terkait juga Kapolda, Pangdam, DPRP dan MRP serta pihak akademisi harus ketemu dan duduk bersama untuk bicarakan masalah-masalah di Papua.
Termasuk ungkap Kadepa, tentang konflik bersenjata yang terus memakan korban jiwa, pengungsian warga sipil dan lainya. Dan kalau bisa di kampus – kampus ruang demokrasi harus di buka untuk umum.
“Namun pada kesempatan ini saya juga meminta kepada pihak kepolisian, jika mungkin masih ada motor milik dari adik-adik mahasiawa yang sempat ditahan oleh pihak polisi, sebaiknya di kembalikan kepada adik-adik mahasiswa itu,” tutup Laurenzus Kadepa.