Jayapura – Juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB OPM), Sebby Sambom menuding, sakit yang dialami Gubernur Papua, Lukas Enembe diduga akibat racun yang diberikan oleh pihak tertentu dalam hal ini Jakarta.
Pasalnya, Sebby Sambom menduga, jika orang nomor satu Papua itu (Lukas Enembe) diberikan racun pasca menolak pemberlakuan Otonomi Khusus (Otsus) dan Pemekaran wilayah di Papua.
“Lukas Enembe, yang jelas diracuni oleh Indonesia. Sebab, Lukas pertama menolak Otonomi Khusus (Otsus), pemekaran, Propinsi Propinsi Baru, Daerah Otonomi Baru (DOB), tapi kemudian dia lihat itu dan menerimanya. Saya bilang, dia akan mati sebelum Papua Merdeka, karena dia menghianatinya, dia bilang, dia menolak, mendukung rakyat, tapi kemudian takut, akibat korupsi akan ditangkap, akhirnya mendukungnya,” kata Jubir TPNPB OPM, Sebby Sambom dalam rilis tertulisnya kepada Pasific Pos, Sabtu 8 Oktober 2022.
Selain itu, Sebby juga menuding ada pihak tertentu yang memberikan racun untuk melemahkan tubuh Gubernur Papua Lukas Enembe, seperti juga yang dilakukan terhadap banyak orang Papua lainnya.
“Indonesia kasih racun dia, kami tahu, orang Papua banyak mati di rumah sakit, poison, racun lewat makanan, minuman, suntik. Indonesia bunuh kami, dan ada banyak cara, sistematik. Jadi Lukas Enembe sakit itu, itu bukan karena adat, itu Jakarta sendiri yang kasih racun, mungkin dia di hotel dan makan minum di hotel Indonesia, siapa tahu mereka kasih racun disitu, Munir saja di racun di dalam pesawat,” cetus Sebby Sambom.
Menurut Sebby, meski dirinya menuding Jakarta sebagai pihak yang paling bertanggungjawab atas sakit yang diderita Gubernur Papua Lukas Enembe, namun Sebby juga mengungkap bahwa terdapat sejumlah oknum Orang Papua sementara menyerang Lukas Enembe.
Bahkan, Sebby menyentil beberapa nama yang berafiliasi dengan Benny Wenda di Luar negeri.
“Seperti Sem Karoba, Buchtar Tabuni (Kelompok Kelompok yang masuk hancurkan dia) ada pula Ambi Jikwa, dan (inisial SJ), yang bekerja di Kantor Gubernur Papua,” bebernya.
Apalagi, SJ menurut Sebby Sambom adalah anggota TRWP (Tentara Revolusi West Papua).
“Mereka itu adalah kaki tangan Lukas Enembe, jadi kami bisa curiga bahwa kelompok kelompok ini lah yang mungkin juga telah menghancurkan Lukas Enembe dari dalam,” ungkapnya.
Terkait dugaan gratifikasi senilai Rp 1 milliar yang disangkakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kepada Lukas Enembe, kata Sebby Sambom, sangat tidak masuk akal.
Menurutnya, Lukas Enembe adalah seorang gubernur dan punya biaya operasional. Selain itu, sebelum diperiksa, Lukas Enembe langsung ditetapkan sebagai tersangka.
Sehingga ia berpendapat, tidak ada aturan hukum seperti itu. Sebab, KPK belum memeriksa Lukas Enembe namun sudah menetapkan sebagai tersangka.
Apalagi yang mengumumkan penetapan tersangka terhadap Gubernur Papua adalah menteri, bukan KPK.
“Itu jelas-jelas intervensi politik. Politisasi, pembunuhan karakter orang Papua. Orang Papua pikir, Lukas betul-betul korupsi, tidaklah. Rp 1 miliar itu kecil. Rekeningnya Rp 60-70 miliar, baru mau korupsi hanya Rp 1 miliar, itu tidak masuk akal,” tandas Sebby Sambom. (Tiara).