Jayapura, – Sekretaris II Dewan Adat Papua, John NR Gobai menilai keberadaan Organisasi Papua Merdeka (OPM) selalu menjadi alasan adanya aparat TNI/Polri non organik di Kabupaten Intan Jaya.
Padahal kata Jhon Gobai, TPN/OPM adalah manusia yang bisa diajak bicara. Tentu kita masih ingat awal konflik Nduga yang sedang terjadi berawal dari seorang Johni Arung (JA) yang sebenarnya sering komunikasi dengan OPM.
“Tapi malah JA sendiri yang ingkari kesepakatan itu dan melakukan aktivitas yang dilarang dan mengundang amarah pihak OPM kemudian mengorbankan anak buah dari JA,” kata Jhon Gobai dalam pesan singkatnya kepada Pasific Pos, Rabu (8/1/20).
Bahkan tandas Gobai, adakah hati para pengambil keputusan di kalangan militer dan Sipil di Jakarta dan Papua.
Atau mungkin lanjut Jhon Gobai, lembaga hak asasi manusia untuk dapat melihat situasi di Intan Jaya dengan rasa solidaritas yang tinggi demi ketenangan warga di beberapa kampung di Intan Jaya.
“Ya kita harus jujur bahwa kondisi ini telah membuat masyarakat merasa tidak nyaman tinggal di kampungnya. Tidak bisakah OPM diajak berunding sama seperti yang dilakukan terhadap GAM di Helsinki.
Diakui, sejak 2013 lalu, ia telah menulis dalam media online suarapapua.com, gencatan senjata adalah solusi memutus siklus kekerasan di Papua.
Untuk itu mantan legislator Papua ini berharap semua pergerakan di Intan Jaya mestinya dihentikan.
“Karena baik pasukan TNI-Polri maupun OPM termasuk masyarakat, sama sama hanya akan menjadi korban dan sama dengan situasi Ndugama,” pungkasnya. (TIARA)