Jayapura – Guna mengantisipasi penyebaran virus atau penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan, Pemerintah Provinsi Papua telah meningkatkan Biosecurity di lokasi peternakan. Hal ini disampaikan Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Papua, Samuel Siriwa saat dihubungi wartawan di Jayapura, Rabu (8/6/2022).
Samuel menambahkan, pihaknya juga menetapkan dokter hewan berwenang dan pejabat otoritas veteriner melalui surat keputusan bupati/walikota.
“Kami telah melakukan pembinaan dan memberikan obat-obatan kepada hewan ternak agar hewan tersebut tetap sehat,” ujarnya.
Dia menjelaskan pihaknya melakukan pencegahan sedini mungkin dengan begitu hewan-hewan di Papua bisa di sebar ke beberapa kabupaten se Papua. “Apalagi kini mendekati hari raya idul kurban sehingga permintaan akan sapi atau kambing akan meningkat,” katanya lagi.
Lanjutnya, hingga kini belum ada laporan mengenai adanya PMK pada hewan berkaki empat di Bumi Cenderawasih. “Kami sudah melakukan koordinasi hingga ke kabupaten kota namun hingga kini belum menerima laporan adanya temuan PMK pada hewan di Papua,” tandasnya.
Pihaknya mengimbau kepada seluruh peternak untuk tetap waspada dengan adanya sebaran virus PMK. Apabila hewan ternaknya mengalami gangguan kesehatan, agar segera melaporkan kepada dinas terkait di daerah.
“Jika menemukan penyakit seperti luka di mulut atau di kuku pada hewan ternak segera laporkan, dan jangan panik,” pungkasnya.
Sementara itu, Asisten II Bidang Perekonomian dan Kesra Sekda Provinsi Papua, Muhammad Musa’ad menyampaikan, hingga saat ini belum ada laporan mengenai adanya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan berkaki empat di Provinsi Papua.
Disampaikannya, semua aparat pemerintah sudah diperintahkan terutama dalam menghadapi hari raya kurban untuk waspada dan tetap melakukan pemeriksaan yang ketat terhadap hewan hewan yang akan dijadikan sebagai hewan kurban.
“Kita di sini (Papua-red) tidak terlalu sulit, karena sebagian besar hewan yang kita hasilkan berasal dari dalam internal Papua. Yang kita khawatirkan adalah hewan dari luar masuk ke Papua,” terang Musaad kepada wartawan, Rabu siang di Jayapura.
Lanjutnya, sepanjang ini belum ada temuan di Papua dan diharapkan tidak ada temuan yang membuat masyarakat menjadi tegang. “Mudah mudahan idul adha nanti hewan kurban tetap sehat dan sesuai dalam agama islam bahwa hewan yang dikurbankan harus hewan yang sehat,” terangnya.
Musa’ad mengimbau kepada semua yang melaksanakan kurban untuk memperhatikan hewan yang ada, karena selain utuk kepentingan kesehatan juga untuk kepentingan kesempurnaan dari ibadah yang dilaksanakan.