Timika – Pernyataan Ketua KNPI versi Satu Napas, Awen Magai, bahwa dirinya diusir Bupati Mimika saat sesi foto bersama usai peringatan HUT RI ke-79 di Lapangan Upacara Kantor Pemda Mimika mendapat tanggapan sejumlah pihak yang hadir saat peristiwa itu terjadi.
Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra Pemkab Mimika, Septinus Timang mengatakan apa yang disampaikan Awen Magai terlalu berlebihan dan terkesan tendensius. Sebab Pemkab Mimika ada aturan keprotokoleran yang perlu pahami oleh semua pihak.
“Saya pikir dia perlu memahami aturan dalam protokoler pemerintahan. Momen waktu itu ada terkesan beliau menorobos masuk untuk foto bersama, sedangkan ini masih momen foto bersama bupati dengan para forkopimda dan istri, nanti disusul paguyuban dan ada beberapa organ lain yang antre seseuai dengan arahan keprotokoleran,” ungkapnya.
Ia mengatakan, apa yang disampaikan Awen Magai kepada salah satu media terkesan membuat disharmonis di momentum 17 Agustus.
“Usai upacara banyak yang hadir saat itu ingin bersalaman dengan bapak bupati termasuk sekedar ingin foto bersama. Dan ini sempat mengganggu acara yang sudah disiapkan atau dijadwalkan protokoler. Karena agenda Bapa Bupati itu padat di dua hari seperti menghadiri Upacara Taptu, Pengukuhan Paskibra hingga yang terakhir Resepsi Kenegaraan. Di momen ini ada beberapa organ juga sejak awal dan melihat semuanya memanfaatkan moment untuk foto bersama atau sekedar bersalaman,” ujarnya.
Septinus mengingatkan, perlu diketahui bahwa acara kenegaraan seperti ini, rundown acara yang di dalamnya termasuk sesi foto bersama sudah dibuat oleh humas dan protokoler Pemda Mimika. Semua terjadwal sesuai urutan.
Ia menyebutkan beberapa sesi foto bersama yang sudah di list adalah foto bersama dengan anggota Paskibraka, Forkompinda, pimpinan OPD, DPRD dan perwakilan paguyuban dan tokoh masyarakat lainnya.
Menurut Septinus, pada momentum kemarin semua orang saat itu juga secara pribadi ingin mengabadikan foto dengan bupati karena ini momen terakhir kepemimpinan beliau dengan Bapa Eltinus Omaleng sehingga humas juga sedikit sulit mengontrol.
“Momen seperti itu dimanfaatkan oleh Awen Magai Ketua KNPI. Dia saat itu terkesan terobos masuk dalam barisan Ibu-ibu Forkompinda yang saat itu memang sudah siap berfoto dengan bapak bupati,” ungkapnya.
“Kalimat dari bapa bupati jelas, nanti sebentar setelah ibu-ibu forkompinda dan paguyuban. Karena biasanya selalu ada diskusi singkat dalam momen seperti itu apalagi KNPI merupakan mitra strategis pemerintah. Humas saat itu juga berada di bawah podium foto untuk mengatur,” ujarnya.
Timang menyebutkan di saat bersamaan waktu itu, Bupati Mimika Johannes Rettob juga harus mendatangi Lapas Timika guna menghadiri upacara sekaligus pemberian remisi kepada tahanan.
“Saat itu juga sudah mau pukul 12.00 WIB dan beliau harus ke Lapas. Ada pimpinan OPD, ASN dan masyarakat juga yang tidak sempat foto dengan beliau karena memang dibatasi protoker. Bukan hanya dia (ketua KNPI -red). Bagian Lapas sudah menghubungi humas dan humas sudah sampaikan sehingga bupati harus ke kesana untuk menghadiri upacara,” jelasnya.
Septinus mengatakan jika Ketua KNPI ingin mengambil waktu khusus dengan bupati, seharusnya bisa disela-selah usai kegiatan Lapas atau lebih santai pada acara Resepsi Kenegaraan di Eme Neme pukul 19.00 WIT.
“Resepsi malam itu pasti lebih santai dalam suasana keakraban dan kekeluargaan yang bisa dimanfaatkan oleh ketua KNPI. Jadi tidak ada kesan kalau dihalangi karena Bapa Bupati menghormati semua, ini momen terakhir 17an kepemimpinan Omtob,” ungkapnya.
Ia mengingatkan juga bahwa di tiap momentum perayaan kemerdekaan, bupati harus berhadapan dengan sejumlah kegiatan terjadwal yang sangat padat.
Bupati John Rettob sejak Jumat pagi hingga Sabtu malam harus menghadiri sejumlah acara yang sudah dijadwalkan. Walau demikian, menurut Septinus Timang, Bupati JR dapat menghadiri semuanya.
“Jadi KNPI sebagai mitra strategis pemerintah tinggal bagaimana memanfaatkan moment yang ada. Jadi kami pikir info seperti ini tidak perlu digiring ke mana-mana. Biasa saja itu kan, saya pikir bukan hanya dia yang dilarang ikut foto saat itu karena memang ada urutannya bahkan ada beberapa pimpinan OPD yang dilarang karena ada beberapa ageda yang beliau (Bupati.Red) harus hadiri. Semua harus tahu aturan dan mekanisme yang ada. Jangan terlalu berlebihan. Biasa-biasa saja, apalagi sampai harus mendeskreditkan bahkan dipolitisir,” tegasnya.
“Beberapa paguyuban saat habis upacara mereka tidak sempat foto bersama dengan bupati tapi mereka hadir di Eme Neme dan manfaatkan momen itu untuk foto bersama dan berdiskusi dengan bupati dengan santai. Seharusnya ketua KNPI juga bisa seperti itu, bukan hanya karena sebuah teguran, terus digiring memana-mana, pada prinsipnya saya memahami sikap beliau (ketua KNPI)” tandasnya.(Red)