
Pusdi PKPP Uncen dan Balitbangda Gelar Diskusi Pemetaan Buta Aksara
SENTANI - Pusat Studi (Pusdi) Pengentasan Kemiskinan dan Pembangunan Papua (PKPP) Universitas Cenderawasih (Uncen) bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayapura melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) menggelar diskusi hasil Pemetaan Buta Aksara di Kabupaten Jayapura, yang berlangsung di Aula Lantai I Kantor Bupati Jayapura, Gunung Merah, Sentani, Kabupaten Jayapura, Selasa (9/10/18) pagi.
Pertemuan diskusi ini merupakan rangkaian akhir dari hasil pengkajian tentang pemetaan buta aksara yang dilakukan oleh para peneliti di Balitbangda. Serta melibatkan akademisi atau dari Pusat Studi Pengentasan Kemiskinan dan Pembangunan Papua Universitas Cenderawasih.
Sekedar informasi, diskusi hasil akhir ini sudah dilaksanakan pada Juni 2018 lalu. Kemudian dilanjutkan dengan pemetaan langsung di beberapa distrik di Kabupaten Jayapura.
“Jadi, sebenarnya kegiatan ini adalah kerjasama antara Balitbangda Kabupaten Jayapura dengan Universitas Cenderawasih (Uncen). Dan, kami dari Uncen dalam hal ini Pusat Studi Pengentasan Kemiskinan dan Pembangunan Papua itu diberikan kepercayaan, untuk mengkaji mengenai pemetaan buta aksara di Kabupaten Jayapura,” ujar Ketua Pusat Studi Pengentasan Kemiskinan dan Pembangunan Papua Uncen, Ary Mollet, PhD.
“Dimana kegiatan ini sudah berlangsung sejak bulan Juni 2018 lalu, dan kita hari ini (kemarin) sudah selesai dengan laporan hasil pemetaan tersebut. Tujuan dari kegiatan ini untuk memberikan gambaran mengenai kawasan-kawasan mana saja di Kabupaten Jayapura yang masih ada tidak bisa membaca (buta huruf) atau putus sekolah (tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya),” sambungnya.
Sehingga pihak Pusat Studi Pengentasan Kemiskinan dan Pembangunan Papua Uncen melakukan pemetaan di beberapa Distrik yang ada di Kabupaten Jayapura.
“Kemudian dari hasil temuan ini, nanti kita bisa buat sebuah rekomendasi kepada pemerintah daerah khususnya di Dinas Pendidikan. Saya pikir ini bagus juga karena teman-teman dari Balitbangda telah memberikan kepercayaan kepada Uncen,” katanya.
Sementara kegiatan penelitian telah dilaksanakan selama hampir empat bulan mulai Juni hingga Oktober 2018. Sedangkan untuk laporan akhirnya akan disampaikan langsung oleh Pusat Studi Pengentasan Kemiskinan dan Pembangunan Papua Uncen setelah 17 Oktober 2018 ini.
Salah satu hasil temuan ketika Pusat Studi Pengentasan Kemiskinan dan Pembangunan Papua Uncen melakukan pemetaan, bahwa di beberapa kawasan itu tingkat putus sekolahnya masih tinggi.
“Mungkin karena terkendala dengan infrastrukturnya hingga masih tinggi angka putus sekolah, seperti ada di kawasan Kaureh. Yakni kalau tidak ada transportasi maka anak-anak tidak pergi ke sekolah akibat jarak sekolahnya dengan tempat tinggalnya yang sangat jauh. Dengan harapan dan mengandalkan truk-truk dari perusahaan perkebunan kelapa sawit yang melintas di jalan raya,” imbuhnya.
“Semoga ini bisa bermanfaat bagi teman-teman di Kabupaten Jayapura dalam rangka mengentaskan buta aksara di daerah ini,” tukas Ary.
Sementara itu, Pihak Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) mengapresiasi dapat bekerjasama dengan Universitas Cenderawasih melalui Pusat Studi Pengentasan Kemiskinan dan Pembangunan Papua.
“Kita dari pagi hingga siang hari ini (kemarin) sudah bisa menyelesaikan diskusi terkait pemetaan buta aksara di Kabupaten Jayapura. Kami bekerjasama dengan Pusat Studi Pengentasan Kemiskinan dan Pembangunan Papua Universitas Cenderawasih, yang mana mereka sudah memaparkan hasil kajiannya dan diapresiasi oleh teman-teman yang hadir dalam diskusi tersebut,” ucap Kepala Balitbangda Kabupaten Jayapura, Haryanto.
Artikel lainnya dari Jems
- DPRD Kabupaten Jayapura Akhiri Safari Natal di Genyem
- Wagus Hidayat Bantu 100 Sak Semen Topang Pembangunan Kantor Klasis Waibu-Moi
- PIA Ardhya Garini Pusat Pilih Ira Tri Bowo Sebagai Wanita Inspiratif
- Peringati HUT ke- 63, PIA AG Lanud Silas Papare Gelar Syukuran
- Selamatkan Yang Sisa Dari Yang Tersisa
Tinggalkan Komentar
Yang bertanda bintang (*) wajib diisi. Kode HTML tidak diijinkan.