Jayapura, – Menyikapi pernyataan yang disampaikan oleh Ketua Fraksi Bhineka Tunggal Ika DPRD kota Jayapura H. Syaharudin berkaitan dugaan adanya mafia air di PDAM Jayapura yang terekspos di salah satu media lokal dan jejaring media sosial (Tifa News pada (20/02/2020).
Terkait hal tersebut Direktur PDAM Jayapura, H. Entis Sutisna, SE, MM menegaskan tidak ada mafia air di PDAM Jayapura. Sebab kurangnya air bersih yang tersalur kepelangan karena debit airnya menurun.
Sebab ungkap Entis, pelayanan air bersih untuk warga Polimak dan sekitarnya saat ini sangat mengandalkan sumber air Ajend, namun kondisi saat ini sumber air tersebut menurun drastis dan sangat tergantung terhadap curah hujan yang turun.
Apalagi ungkap Dirut PDAM, pelayanan air bersih untuk warga Entrop, Hamadi dan sekitarnya berasal dari sumber air Entrop dan sungai tersebut.
“Jadi selain PDAM, ada pihak lain yang memanfaatkan untuk kepentingan usahanya, yakni CV Bintang Mas untuk kebutuhan pabrik Airi minum Qualala dan Ondo Dawir untuk penjualan air melalui mobil tangki air dan penjualan air bagi warga di sekitar Perumahan Jaya Asri,” ungkap Entis Sutisna saat memberikan keterangan pers kepada sejumlah wartawan di Aula Kantor PDAM Jayapura, Senin (24/2/20).
Namun Entis menegaskan, kalau pihak-pihak tersebut dalam menjalankan usahanya tak ada kaitan dengan PDAM. Namun ada pihak-pihak lain yang memanfaatkan sumber air Entrop.
“Makanya ketersediaan air bersih yang kami salurkan sekitar 3.700 sambungan rumah di wilayah Entrop dan Hamadi sangat terbatas sekali dan hal inilah yang menyebabkan distribusi air ke wilayah Entrop dan Hamadi kami lakukan penggiliran langsung di sumber air Entrop,” jelasnya.
Sehingga kata Entis, pelayanan air bersih untuk warga Kampung Buton, Skyline, Tanah Hitam, Abe Pantai, Tobati, Enggros tak dapat lagi memanfaatkan sumber air Borgonji, karena kondisi air yang kering dan tak mampu untuk mengisi air di bak beton Skyline.