Jayapura – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Provinsi Papua secara kumulatif pada Januari hingga Mei 2024 tercatat 34.909,11 dolar Amerika, sedangkan nilai impor kumulatif 5.805,67 dolar Amerika.
“Neraca perdagangan Papua periode Januari hingga Mei 2024 mengalami peningkatan sebesar 45,14 persen. Papua mengalami surplus. Meningkatnya neraca perdagangan Papua lantaran nilai ekspor lebih besar dibandingkan impor,” jelas Adriana di Jayapura, Rabu (19/6/2024).
Sementara, pada kumulatif Januari hingga Mei 2024, ekspor Papua ke enam negara utama yaitu Australia, Papua Nugini, Korea Selatan, Selandia Baru, Jepang dan Malaysia.
Ekspor tersebut, dilakukan melalui Pelabuhan Jayapura, Bandara Sentani, Bandara Frans Kaisiepo, Pelabuhan Serui, dan Pelabuhan Skouw. Sedangkan, melalui pelabuhan di luar Papua yaitu Soekarno Hatta, Tanjung Perak, Tanjung Priok, Tanjung Emas dan Ngurah Rai.
Ia menyebut, secara kumulatif, nilai ekspor golongan kayu dan barang dari kayu (HS44) mengalami peningkatan 83,23 persen, ekspor golongan ikan dan hewan air lainnya (HS03) meningkat 2,85 persen.
BPS, kata Adriana, mendorong Pemerintah Provinsi Papua menjadikan Pelabuhan Laut Biak sebagai Pelabuhan Ekspor.
Menurut Adriana, potensi ekspor melalui Pelabuhan Biak dari sektor perikanan dinilai mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi Papua pasca dimekarkan pada 2022 lalu.
“Kami melihat Kabupaten Biak Numfor melakukan pengiriman komoditi berupa ikan tidak langsung ke negara tujuan, tetapi melalui Provinsi Maluku terlebih dahulu. Jika langsung melalui Pelabuhan Biak, maka bisa meningkatkan perekonomian Papua,” ucap Adriana.(Zulkifli)