Jayapura – Debat publik ketiga yang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Jayapura berlangsung di Youth Creative Hub (PYCH) Abepura, Kota Jayapura pada Jumat malam, 15 November 2024, yang menghadirkan empat pasangan calon Wali Kota Jayapura yakni Paslon nomor urut 1 Pikey – Mansur (Pikman), paslon nomor urut 2 Jhony Banua Rouw – HM Darwis Massi (JBR – HADIR), nomor urut 3 Boy Markus Dawir – Dipo Wibowo (BMD – DIPO) dan nomor urut 4 Abisai Rollo – Rustam Saru ( ABR – HARUS).
Namun debat terakhir ini menjadi sorotan lantaran dianggap telah melanggar karena sudah keluar dari koridor aturan debat itu sendiri. Dimana paslon nomor urut 3 dan paslon nomor 4 lebih sering menyerang secara person kepada paslon nomor urut 2 yakni JBR – HADIR.
Padahal sebelum acara debat publik itu berlangsung masing masing kandidat sudah diingatkan agar paslon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Jayapura untuk tidak saling serang secara personal saat debat publik berlangsung.
Menanggapi hal itu, calon Wali Kota Jayapura, Jhony Banua Rouw, SE atau yang akrab disapa JBR menjawabnya dengan santai dan membeberkan jika memang dalam debat semalam, ada yang mengatakan bahwa mereka meminta dirinya (JBR) untuk diproses di Bawaslu, karena dianggap berkampanye menggunakan program dari pusat
“Disini saya mau menjelaskan bahwa program yang saya bawa itu adalah program Rehab Rumah, Lampu Jalan, Sanitasi dan masih banyak lagi sudah kami kasih kepada masyarakat. Juga ada Penyambungan Listrik Gratis , Meteran Gratis, Aspal Jalan sudah kami berikan. Termasuk penyambungan air PDAM. Saya lakukan itu semua waktu masih menjabat sebagai Ketua DPR Papua, saya turun menjalin aspirasi lewat reses, lewat hearing dan Kunker. Kami turun mendengar apa yang masyarakat sampaikan, lalu kami bawa untuk perjuangkan,” kata Calon Wali Kota DPR Papua, Jhony Banua Rouw, SE yang akrab disapa JBR dalam conference pers di salah satu rumah makan di Abeppura, Kota Jayapura, Sabtu 16 November 2024.
Hanya saja kata jBR, itu berjenjang sebab kami di Partai NasDem seperti itu. Kalau Kota tidak mampu maka di bawa ke provinsi, kalau pun tidak bisa lagi maka akan dibawa ke pusat, termasuk pembangunan jalan yang ke Depapre Kabupaten Jayapura, Papua.
“Itu jalan provinsi karena kami provinsi tidak mampu lagi maka kita pindahkan ke pusat. Dan itu saya minta untuk merubah status dari provinsi menjadi jalan pusat dan pusat yang selesaikan. Itulah yang kita lakukan dan semua ini kita lakukan bukan saat tahun politik ini. Saya pikir sistem anggaran sudah kami jelaskan. Apalagi kan kita sama sama pejabat, jadi pasti tau lah kalau tahun ini dikerjakan itu APBD tahun lalu yang kita sahkan. Jadi sudah kami sahkan dan waktu sahkan itu saya juga belum punya niat untuk maju Wali Kota, namun seiring berjalannya waktu di perintah oleh Partai saya harus maju. Jadi waktu itu memang tidak ada niat menyiapkan untuk pakai kampanye,”jelasnya.
Apalagi lagi ungkap JBR, semua program yang pihaknya masukkan adalah betul betul aspirasi masyarakat yang sudah disahkan di tahun lalu. Sehingga tahun ini hanya tinggal di realisasi saja.
“Jadi dak ada yang dilakukan di tahun ini dan tidak ada kepentingan politik disitu,” tegas JBR.
JBR pun akui, jika dirinya benar sudah melakukan kampanye. “Ya memang betul saya sudah lakukan kampanye dan sudah kerjakan semua itu,”ucapnya.
Namun mantan Ketua DPR Papua itu kembali mengingatkan kepada para calon kandidat dan sebagai sesama mantan pemimpin, untuk sama sama dapat memberikan edukasi informasi yang tepat kepada masyarakat.
“Jadi, masyarakat tidak asal menerima informasi yang salah. Makanya jangan kita melakukan pembohongan publik. Kalau kita menyampaikan ini melanggar aturan, biarlah itu berproses sesuai hukum, kami pun siap mengikuti proses hukum kalau itu memang terbuktii. Tapi sekali lagi saya melakukan ini semata mata hanya untuk kepentingan rakyat kita, tidak ada kepentingan pribadi kami,”tegas JBR.
Namun JBR menambahkan, jika ada kandidat yang dengan terang terangan menyerang bahkan sampai menjust bahwa kami ini adalah pemimpin yang bahaya, ya itu kembali kepada orangnya.
“Pemimpin itu harus bijaksana, kita datang kepada rakyat kita tawarkan program kita saja apa yang mau kita kerjakan dan apa yang sudah kami kerjakan. Jadi kalau hari ini
ada kandidat yang bilang bahwa hari ini ada kesenjangan pendidikan yang tinggi ekonomi yang berbeda, maka mari kita tanya selama ini siapa yang pimpin kota ini?. Dan apa yang sudah mereka buat untuk kota ini,”tekannya.
“Saya kan tidak memimpin di kota. Mari kita sama sama tawarkan program saja, jangan kita saling menghujat, jangan kita saling menyerang. Baiiknya kita datang untuk melayani rakyat kita dan berikan apa yang bisa kira berikan untuk rakyat,”ucpanya. (Tiara).