Jayapura – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua mencatat pada bulan Juni 2020, nilai impor dari tujuh negara utama sebesar 14,07 juta dolar Amerika atau meningkat 10,11 persen dibandingkan nilainya pada Mei 2020 yang sebesar 12,78 juta dolar Amerika.
Kepala BPS Provinsi Papua, Adriana Helena Robaha mengatakan bahwa impor dari negara lainnya mengalami peningkatan dari 0,05 juta dolar Amerika menjadi 3,28 juta dolar Amerika.
“Tiga negara pemasok barang terbesar ke Papua pada Juni 2020 adalah Australia senilai 7,97 juta dolar Amerika atau 45,92 persen, Singapura dengan impor senilai 5,65 juta dolar Amerika atau 32,53 persen, dan Filipina senilai 2,31 juta dolar Amerika atau 13,3 persen,” kata Adriana dalam siaran pers, Jumat (17/2020).
Total nilai impor kumulatif dari tujuh negara utama pada periode Januari-Juni 2020, adalah sebesar 86,96 juta dolar Amerika atau lebih rendah 45,11 persen dibandingkan dengan nilainya pada Januari-Juni 2019 sebesar 158,43 juta dolar Amerika.
“Total nilai impor kumulatif dari negara lainnya pada periode Januari-Juni 2020 mengalami penurunan sebesar 51,7 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, yaitu dari 13,87 juta dolar Amerika menjadi 6,7 juta dolar Amerika,” tulis Adriana.
Impor Papua berupa Migas dan Nonmigas pada Juni 2020 tercatat senilai 17,35 juta dolar Amerika yang terdiri dari impor migas senilai 5,65 juta dolar Amerika dan impor nonmigas senilai 11,71 juta dolar Amerika.
Dibandingkan Mei 2020, nilai impor Papua mengalami peningkatan sebesar 35,27 persen yang dipengaruhi oleh meningkatnya impor migas sebesar 48,76 persen (naik 1,85 juta dolar Amerika) dan impor nonmigas mengalami peningkatan sebesar 29,61 persen (naik 2,67 juta dolar Amerika.
Adriana mengatakam, komoditi nonmigas yang memiliki nilai impor terbesar berasal dari golongan Barang-barang dari besi dan baja (HS73) yang memiliki nilai 2,59 juta dolar atau sebesar 22,09 persen dari total nilai impor komoditi nonmigas.
“Total impor kumulatif Papua pada periode Januari-Juni 2020 senilai 93,66 juta dolar Amerika atau menurun 45,64 persen bila dibandingkan total impor kumulatif pada periode Januari-Juni 2019 yang senilai 172,3 juta dolar Amerika,” terang Adriana.
Impor 10 golongan nonmigas utama pada Juni 2020 tercatat senilai 7,4 juta dolar Amerika atau menurun 11,46 persen bila dibandingkan Mei 2020 yang sebesar 8,35 juta dolar Amerika.
Golongan barang nonmigas utama yang mengalami penurunan nilai impor terbesar adalah golongan Barangbarang dari besi dan baja (HS73) sebesar US$0,81 juta, Karet dan barang dari karet (HS40) sebesar US$0,51 juta, dan Mesin-mesin/Pesawat Mekanik (84) sebesar US$0,16 juta.
Nilai impor golongan nonmigas lainnya mengalami peningkatan sebesar 533,85 persen yaitu dari US$0,68 juta menjadi US$4,31 juta. Impor golongan nonmigas lainnya yang terbesar berasal dari golongan Bahan Peledak (HS36) senilai US$2,13 juta.
Secara kumulatif, total nilai impor 10 golongan nonmigas utama pada periode Januari-Juni 2020 dibandingkan tahun sebelumnya mengalami penurunan sebesar 49 persen, yaitu dari US$98,11 juta menjadi US$50,04 juta.
Penurunan tersebut didorong oleh turunnya nilai kumulatif impor golongan Mesin-mesin/Pesawat Mekanik (HS84) sebesar US$18,05 juta. Berbanding lurus dengan total nilai impor kumulatif golongan nonmigas lainnya yang juga turun sebesar 40,07 persen atau lebih rendah US$7,36 juta. Impor 10 golongan nonmigas utama memberikan andil 53,42 persen terhadap total impor kumulatif Januari-Juni 2020.