“Namun akibat ruas jalan yang rusak, sehingga minat pengunjung untuk datang ke sana sangat kurang,” ujarnya.
Padahal jika dibanding dengan beberapa daerah lain yang ada di Kabupaten Jayapura maupun Papua pada umumnya daerah-daerah pesisir di Kabupaten Jayapura itu menyimpan kekayaan alam yang sangat potensial, hanya saja terkendala dengan fasilitas utama seperti ruas jalan yang tidak mendukung.
“Ruas jalan yang kurang baik ini, sehingga kami hanya pasrah dengan keadaan yang ada,” bebernya.
Namun, kali ini pihaknya akan kembali menyerahkan persoalan ini ke Pemerintah Daerah Kabupaten Jayapura dan DPRD Kabupaten Jayapura dengan harapan kedua Lembaga ini bisa menyuarakan aspirasi masyarakat untuk menyelesaikan persoalan itu.
Bahkan, kata dia, ada upaya dari masyarakat setempat untuk melakukan pemalangan jalan, jika aksi yang mereka lakukan ini tidak kunjung mendapat jawaban dari pemerintah daerah setempat.
“Kami sendiri sudah berusaha berjuang untuk menyelesaikan persoalan ini dengan cara persuasif, tapi sampai saat ini tidak ada tindaklanjut dari apa yang sudah kami lakukan itu,”akunya.
“Jadi kami sudah pernah ketemu dengan pemerintah daerah Kabupaten Jayapura sejak tahun 2018. Kami sudah datang secara baik kepada pemerintah, tetapi tidak ada tanggapan dan akhirnya kami akan menyampaikan aspirasi secara terbuka melalui demonstrasi dalam waktu dekat ini,” tandas Serontou.