Jayapura – Di masa pensiunnya, Suwadi harus menghadapi kenyataan pahit akibat tubuhnya yang mulai melemah karena komplikasi penyakit diabetes dan hipertensi yang berujung pada gagal ginjal. Sejak Mei 2024, ia rutin menjalani cuci darah dan hingga kini terus menjalani perawatan intensif. Meski kondisi kesehatan menjadi tantangan tersendiri, ia bersyukur masih bisa bertahap berkat perlindungan dari program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
”Saya kena gula, hipertensi, lalu belakangan ini divonis ginjal. Awalnya saya dirawat di Rumah Sakit Yowari, Sentani, saat itu kaki saya mulai bengkak, kepala juga sering sakit. Oleh dokter, awalnya diduga jantung, namun setelah pemeriksaan lebih lanjut di RSUD Dok II Jayapura, ternyata ginjal saya yang bermasalah,”tutur Suwadi saat ditemui usai kontrol bulanan di RS Dok II Jayapura, Jumat (11/04).
Sejak itu, ia mulai menjalani hemodialisa (HD) atau cuci darah secara rutin. Tidak sedikit apa yang dialaminya menguras tenaga, waktu, dan pikirannya. Namun demikian, menurutnya hal yang paling melegakan adalah setelah ia mengetahui bahwa seluruh proses pengobatannya ditanggung penuh oleh program JKN yang dikelola oleh BPJS Kesehatan.
”Sejak awal saya pakai BPJS Kesehatan, puji tuhan dari dulu sampai sekarang saya belum pernah mengalami kesulitan. Prosesnya mudah, semua pelayanan saya jalani dengan lancar dan tidak dipersulit sama sekali. Bahkan sekarang prosesnya sangat mudah, cukup pakai KTP dan waktu pengobatan awal sebelum ke RS, dulu saya dibantu istri lewat aplikasi Mobile JKN daftar ke Puskesmas terdaftar,”kata Suwadi.
Sebagai pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS), Suwadi tetap terdaftar sebagai Peserta JKN dengan skema kepesertaan pensiunan untuk kelas II. Menurutnya, tanpa jaminan kesehatan dari JKN, tidak mungkin dirinya mampu menanggung biaya pengobatan HD yang rutin dan mahal.
”Kalau bukan karena JKN, saya tidak tahu harus bagaimana. Cuci darah itu mahal sekali. Apalagi kalau harus bayar sendiri dan tambah biaya transportasi, mungkin saya sudah selesai,”ungkapnya haru.
Meski harus kontrol rutin setiap bulannya untuk menjalani cuci darah secara berkala, ia merasa beruntung mendapat pelayanan yang terbaik di RS Dok II Jayapura. Ia mengaku merasa dihargai dan diperhatikan oleh seluruh petugas di rumah sakit.
”Dokternya ramah-ramah. Saat saya kontrol, biasanya hampir setiap pagi dokter selalu datang, periksa kondisi saya, tanya kabar dan bagaimana kondisi saya. Saya merasa benar-benar dirawat dengan baik dan tenang,”ungkapnya.
Pengalaman yang dialami oleh Suwadi menjadi bukti nyata pentingnya program JKN sebagai jaminan kesehatan bagi masyarakat. Dari pengalaman tersebut, Kepala BPJS Kesehatan Cabang Jayapura, Hernawan Priyastomo menegaskan bahwa JKN senantiasa hadir di tengah-tengah masyarakat, terutama bagi kelompok lansia dan pensiunan.
“Kami melihat Bapak Suwadi sebagai representasi langsung dari manfaat JKN yang merupakan hasil gotong royong dalam sistem jaminan kesehatan nasional. Tidak dapat dibayangkan, jika seorang pensiunan yang sudah memasuki masa rehat atau kurangnya produktifitas harus menanggung beban tersebut secara mandiri, tentu akan sangat berat. Oleh karena itu JKN hadir dengan prinsip gotong royong sehingga semua biaya pengobatan tersebut bisa dijamin,”ucap Hernawan.
Hernawan menambahkan bahwa BPJS Kesehatan selalu mengeveluasi layanan yang diberikan kepada masyarakat untuk bisa memberikan yang terbaik dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
“Baik secara kualitas, kuantitas, dan persebaran manfaat program JKN akan selalu kami evaluasi. Secara kualitas kami akan terus koordinasi dengan seluruh stakeholder, khususnya fasilitas kesehatan, sedangkan kuantitas kami perlu dukungan terkait tingkat keaktifan peserta dan juga persebaran manfaat yang memerlukan sosialisasi lebih lanjut secara meluas kepada masyarakat,” pungkas Hernawan.