SENTANI- Ketua LSM Papua Bangkit, Hengky Jokhu meminta Bupati Jayapura Mathius Awoitauw untuk membuat gebrakan besar di sisa satu tahun setengah akhir masa jabatannya. Gebrakan besar tersebut bisa di sektor pertanian, sektor pariwisata, sektor perkebunan, sektor pendidikan, sektor kesehatan atau di sektor infrastruktur.
“Jadi masa jabatannya bupati itu kurang lebih satu setengah tahun, harus ada sebuah loncatan besar yang bupati harus lakukan. Harus berani lakukan loncatan besar, jadi tidak usah sibuk dengan urusan pemekaran Tabi-Saireri. Karena itu sudah ada orang-orang yang urus, ada lembaga-lembaga yang urus,” ujar Hengky Jokhu ketika memberikan keterangan kepada pers di Kota Sentani, Kabupaten Jayapura, Jumat (9/4/2021).
“Memang masyarakat inginkan wilayah Tabi-Saireri jadi provinsi sendiri, okay pemerintah pusat juga tahu. Jadi pa bupati harus fokus di dalam sisa satu setengah tahun ini, membuat sebuah gebrakan besar. Apakah itu di sektor pertanian, sektor pariwisata, sektor pendidikan dan sektor infrastruktur,” lanjut mantan Ketua KADIN Kabupaten Jayapura tersebut.
Menurut Hengky Jokhu, sejauh ini belum nampak pembangunan yang dilakukan oleh Mathius Awoitauw hingga periode keduanya menjabat sebagai Bupati Jayapura. Karena pembangunan yang ada saat ini dinikmati oleh masyarakat Kabupaten Jayapura merupakan peninggalan Bupati Jayapura sebelumnya yakni, (Alm). Habel Melkias Suwae.
“Belum nampak ya, semua yang kita nikmati ini dibangun oleh HMS. Kita harus jujur akui semua yang kita nikmati ini dibangun HMS seperti stadion olahraga itu hanya direnovasi. Belum ada sesuatu gebrakan yang luar biasa dibuat oleh pa Mathius selaku Bupati Jayapura saat ini,” katanya.
Ketua LSM Papua Bangkit ini menuturkan, walaupun dirinya berteman baik dengan Bupati Jayapura, namun dirinya menginginkan harus ada sebuah gebrakan besar yang dilakukan Bupati Jayapura.
“Misalnya, pasar yang dibangun dari CSR dua bank (Mandiri dan BRI) itu sekarang semakin kumuh. Kita seharusnya menghargai kebijakan presiden Jokowi yang membangun pasar itu, karena pemerintah daerah tidak mengeluarkan uang di pembangunan pasar tersebut. Tapi pasar ini harus dikelola secara baik dan profesional. Saya sudah berkali-kali sarankan agar pasar ini harus diserahkan kepada BUMD atau Perusda Baniyau. Supaya unit pengelola pasarnya itu dijalankan oleh Perusda,” tuturnya.
“Kenapa harus pihak Perusda yang kelola pasar, karena swasta harus kelola itu biar lebih profesional. Baik itu, kebersihan pasar, tata letak dan tata ruangnya harus jelas, serta pasar dan terminal harus di combine menjadi satu unit yang tidak boleh berdiri sendiri-sendiri. Sekarang kita bisa lihat pasar dan terminal jalan sendiri, yaitu dua instansi yang kelola. Itu sama saja tidak efektif, atau tidak nyambung,” beber Hengky.
Ia juga menambahkan, saat ini pasar yang ada di Kota Sentani, Kabupaten Jayapura itu sudah sempit, karena dengan keberadaan dua pasar, baik Pasar Pharaa Sentani maupun Pasar Lama Sentani itu menarik populasi penduduk.
“Makanya pasar lama yang sebenarnya sudah tidak layak untuk perdagangan ya, karena itu semua orang berdesak-desakan disitu. Soal pasar ini saya sudah berkali-kali sampaikan kepada pa bupati, bahwa kita harus bangun pasar lagi,” katanya.
“Oleh karena itu, dalam satu setengah tahun ini harus ada kejutan dengan mencari lahan baru seluas dua sampai tiga hektar untuk membangun pasar, apakah itu di Kehiran atau di Yahim,”
“Sehingga orang tidak menumpuk lagi di pasar, tidak harus akses ini menjadi macet. Maka jalan yang dibelakang kita buka itu agar pasar dibangun, supaya orang tidak menumpuk di pasar lama menjadi kemacetan yang luar biasa. Jadi tinggal satu setengah tahun ini harus ada kejutan luar biasa dan gebrakan besar yang dibuat oleh pa bupati,” tukas Hengky Jokhu.