Jayapura, – Seluruh Perempuan di Dunia termasuk Indonesia merayakan Hari Perempuan Internasional pada 8 Maret untuk mengapresiasi pencapaian perempuan dan merenungkan masalah yang masih dihadapi dalam perjuangan untuk kesetaraan gender.
Di Indonesia dan Papua khususnya banyak kemajuan telah dicapai, tetapi masih ada banyak masalah yang menghalangi perempuan untuk menikmati hak-hak mereka secara keseluruhan.
Wakil Ketua I DPR Papua, Herlin Beatrix M. Monim, menyoroti pentingnya peran perempuan dalam bidang STEM (Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika).
Menurutnya, meskipun perempuan memiliki potensi besar dalam inovasi dan teknologi, tantangan berupa bias gender, kesenjangan kesempatan, dan kurangnya representasi di posisi kepemimpinan masih menjadi kendala utama.
Dalam pernyataannya, Beatrix Monim mengajak seluruh perempuan untuk berani mengambil bagian dalam dunia STEM dan terus mendorong kesetaraan gender.
Ia menekankan bahwa perempuan harus bersatu dalam solidaritas, memanfaatkan peluang, dan menantang batasan yang ada.
“Hari ini bukan hanya tentang refleksi atas pencapaian kita, tetapi juga panggilan untuk terus bergerak maju, memperjuangkan kesetaraan, dan memberdayakan diri serta sesama,” ungkapnya, Minggu (9/3/2025).
Beatrix juga menyampaikan sepuluh langkah strategis bagi perempuan untuk berkontribusi dalam STEM dan masyarakat, termasuk menghapus bias gender, membangun jejaring, meningkatkan kesadaran akan hak perempuan, serta menghentikan kekerasan dan diskriminasi.
“Perempuan harus berani bermimpi dan berkiprah di STEM. Jangan ragu untuk menjadi inovator, pemimpin, dan agen perubahan. Dunia semakin berkembang dengan inovasi teknologi, dan kita memiliki peran penting dalam menciptakan perubahan,” tegasnya.
Ia juga menekankan pentingnya pendidikan STEM bagi anak perempuan serta dukungan komunitas bagi perempuan yang ingin berkarier di bidang ini.
Dengan semangat Salam Restorasi, Beatrix Monim menutup pernyataannya dengan ajakan bagi seluruh perempuan untuk terus bersinar dan membuktikan bahwa mereka dapat menjadi pionir dalam perubahan teknologi dan ilmu pengetahuan.
“Perempuan berdaya, teknologi berkembang, dunia berubah,” pungkasnya.