Iwan Niode selaku kuasa hukum Johanes Rettob saat memberi keterangan pers di Jayapura.
Jayapura – Majelis Hakim Tipikor Pengadilan Negeri Jayapura menolak keberatan Penasehat Hukum terdakwa Jhon Rettob untuk seluruhnya.
Hal ini disampaikan hakim yang diketuai Thobias Benggian, SH didampingi Hakim Anggota Linn Carol Hamadi, SH dan Andi Asmuruf, SH, MH , dalam putusan sela.
Hakim menyatakan menerima dakwaan Tim Jaksa Penuntut Umum (JPU) atas perkara dugaan korupsi proyek pengadaan pesawat dan hellykopter tetap dilanjutkan ke Pokok Perkara.
Dalam amar putusannya, Majelis Hakim menyatakan seluruh eksepsi dari Tim PH kedua terdakwa akan dipertimbangkan dan diputuskan sesuai dengan pokok perkara berdasarkan Putusan MK No.28 tahun 2022.
“Sehingga tidak bisa terjadi pendobelan perkara karena sebelumnya sudah ada Putusan Sela. Sehingga akan diputuskan dalam putusan akhir. Pada putusannya, hakim menyatakan mengadili, satu menolak keberatan atau eksepsi terdakwa untuk seluruhnya.” ujar Ketua Majelis Hakim, Thobias Benggian saat membacakan putusan sela dalam persidangan di PN Jayapura, Selasa (27/6/2023).
Dengan putusan tersebut, Majelis Hakim juga memerintahkan JPU untuk melanjutkan pekara tersebut. “Dua, memerintahkan kepada penuntut umum untuk melanjutkan pemeriksaan perkara Nomor Perkara 9 /Pid.Sus-TPK / 2023 / Pn.Jap atas nama Terdakwa ohannes Rettob,” tegasnya.
Johannes Rettob dalam dakwaan penuntut umum menyebutkan melanggar Pasal 2 dan subsider Pasal 3 Undang- Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dalam UU No 20/2021.
Jadwal Sidang
Rencananya sidang akan dilanjutkan pada tanggal 4 Juli dengan agenda pemeriksaan saksi fakta. Dimana menurut rencana Tim jaksa diantaranya Richard Biere dkk akan menghadirkan 20 orang saksi.
“Kita laksanakan sidang diupayakan seminggu dua kali yaitu hari Selasa dan Jumat,” ujar Hakim Thobias
Berarti sidang akan dimulai sejak hari Selasa (4/7/2023) dan Jumat (7/7/2023). Kemudian tanggal 11, tanggal 14, tanggal 18 dan tanggal 21 Juli.
“Jadi Penuntut Umum kalau bisa diusahakan sampai dengan tanggal 21 Juli itu pemeriksaan saksi ahli dari penuntut umum,” ujar hakim penuh harap.
Selanjutnya Tanggal 25 Juli pemeriksaan saksi meringankan dan 1 Agustus pemeriksaan saksi ahli dan saksi meringankan Ad charge dari terdakwa.
Kemudian setelah dilakukan pemeriksaan saksi dari Jaksa dan terdakwa, sidang dilanjutkan dengan pemeriksaan kedua terdakwa Johanes Rettob dan Silvy Herawatim.
Selanjutnya jika jadwal sidang tak meleset, maka pada tanggal 8 Agustus akan dilakukan pembacaan tuntutan oleh penuntut umum.
Kemudian di tanggal 15 Agustus pembelaan terdakwa dan tanggal 22 Agustus pembacaan Replik. Selanjutnya tanggal 23 Agustus pembacaan duplik dari Tim PH dan Rencananya tanggal 11 September putusan akhir.
“Ini semua bisa lebih cepat dari jadwal yang ditentukan hakim dan tidak ada perintah tahan dan kedua klien kami diminta hadir dalam panggilan sidang berikutnya,”terang anggota tim PH terdakwa Emilia Lawalata.