TIMIKA – Tim basket 5×5 kontingen Banten berhasil memenangkan laga terakhir di babak penyisihan pool A melawan Kalimantan Selatan (Kalsel) dengan skor 92-65.
Meski menang pada laga ini, Banten tetap dipastikan tidak lolos ke semifinal karena sudah tiga kali kalah. Begitupun dengan Kalsel yang memang tidak pernah memenangkan pertandingan.
Pelatih Banten, Ali Budimansyah mengatakan bersyukur bisa memenangkan pertandingan di laga terakhir ini.
Ia mengatakan akan lebih mempersiapkan anak-anak asuhnya untuk PON berikutnya. Karena ia menyadari pada PON kali ini begitu banyak kekurangan timnya. Termasuk persiapan yang hanya 7 bulan. Ditambah lagi timnya hanya beranggotakan 9 orang.
“Penyebab kita tertinggal itu yang pasti persiapan, karena saya inikan memang Banten ini baru. Saya menggantikan pelatih yang pertama. Jadi saya cuma 7 bulan. Bagi saya pribadi ini tidak cukup,” ungkapnya saat melakukan press conference usai pertandingan, Rabu (6/10) di MSC, Jalan Charitas Timika Papua.
Agassi Yeshe Goantara sang pencetak skor terbanyak untuk Banten mengatakan, meski harus pulang, ia bangga bisa memenangkan laga terakhir.
“Walaupun tim Banten udah nggak lolos tapi selama disini jadi pelajaran lah buat kita untuk lebih baik kedepannya,” ungkapnya.
Ia mengatakan persiapan timnya dalam PON kali ini memang seadanya saja. Namun ia tetap bangga dengan kerjasama yang baik dari semua teman-temannya, bimbingan pelatih dan dukungan penonton.
“Tapi semua kita sudah senang bisa berada di PON bisa membawa nama Banten. Mungkin untuk PON selanjutnya Banten bisa lolos lagi dan mengharumkan nama Banten,” tuturnya.
Menurut dia, penyelenggaraan PON XX Papua khususnya di Klaster Mimika terbilang cukup baik. “ Sebenarnya saya juga jarang keluar selama disini. Tapi sejauh ini ok sih. Dari panitia PON juga kerjasamanya ok. Baik baik juga. Seruhlah. Terima kasih Papua. Terima kasih Mimika,” pungkasnya.
Mendengar PON XX akan diselenggarakan di Papua, Agassi mengatakan sempat takut datang. Apalagi mendengar pemberitaan tentang kasus kekerasan di Papua dan malaria yang tinggi.
“Dengar kasus tentang Papua, jujur saya takut, cuma saya yakin panitia PON sudah nyiapin semuanya dengan baik dan aman,” tuturnya.
Sementara itu, pelatih Kalsel, Muhammad Andry Suryadi mengatakan kekalahan anak asuhnya di empat laga terjadi karena berbagai faktor. Salah satunya karena pandemi sehingga waktu latihan mereka hanya maksimal satu bulan saja.
Namun ia bersyukur bisa melalui PON XX ini dengan baik. Semua sehat.Ia mengatakan setelah ini, mereka akan lebih mempersiapkan diri untuk menatap PON berikutnya.
“Kami akan berkaca dari PON ini. Pemain-pemain akan kami siapkan. Mungkin juga bisa dengan standar postur yang lebih baik. Pemain yang betul-berul kuat dan potensial,” jelasnya.
Ia menilai penyelenggaraan PON XX Papua secara pelayanan sudah cukup bagus. Ia juga menilai GOR Mimika Sport Complex adalah GOR yang istimewa.
“Kendala sih hanya beberapa tapi tidak begitu masalah. Yang jelas kami sangat berterima kasih kepada teman-teman di Papua khususnya di Mimika. Kami sudah diterima dengan baik,” ungkapnya.
Andry mengatakan mendengar PON XX akan diselenggarakan di Papua, ia tidak takut karena ia yakin pemerintah akan menyiapkannya dengan baik.
Ia menilai pembangunan di Papua tidak berbeda jauh dengan kota-kota lain pada umumnya.
“Tapi kami berangkat kesini masih tanda tanya Papua dan Mimika itu seperti apa sebetulnya. Tapi begitu lihat kenyataannya bagus, dan tidak kalah jauh dengan kota-kota lainnya,” tutupnya. (humas pb pon papua)