Sementara, golongan kayu barang dari kayu (HS44) memiliki nilai kumulatif Januari-Februari 2020 sebesar 12,41 juta dolar Amerika. Nilai ini, kata Bambang, menurun sebesar 42,85 persen apabila dibandingkan dengan periode Januari-Februari 2019 yang sebesar 21,71 juta dolar Amerika. Golongan nonmigas lainnya juga mengalami penurunan 50,04 persen menjadi 4,2 juta dolar Amerika.
Sementara itu, nilai kumulatif ekspor Golongan ikan dan hewan air lainnya (HS03) mengalami peningkatan dari 0,01 juta dolar Amerika pada Januari-Februari 2019 menjadi 0,02 juta dolar Amerika pada Januari-Februari 2020.
Ekspor Papua ke enam negara utama pada Februari 2020 tercatat senilai 6,85 juta dolar Amerika. Ekspor ke negara lainnya pada Februari 2020 yang senilai 1,79 juta dolar Amerija mengalami penurunan 77,65 persen dibanding Januari 2020 yang sebesar 7,99 juta dolar Amerika.
“Negara lainnya yang menjadi tujuan ekspor terbesar adalah Saudi Arabia dengan nilai ekspor 1,68 juta dolar Amerika, dimana komoditi yang diekspor berupa industri kayu lapis,” jelas Bambang.
Ia mengungkapkan, pada Februari lalu tidak terdapat ekspor ke negara tetangga Papua Nugini. Hal ini terkait dengan penutupan aktifitas lintas batas negara baik dari Indonesia ke Papua Nugini maupun sebaliknya pada Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu Skouw sejak 31 Januari 2020.
Secara kumulatif, ekspor Papua ke enam negara utama dan negara lainnya pada periode Januari-Februari 2020 mengalami penurunan masing-masing sebesar 95,71 persen dan 71,53 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
“Ekspor ke enam negara utama memberikan andil 41,19 persen terhadap total ekspor Papua pada Januari- Februari 2020,” kata Bambang.