Penulis : Santi Agustina, Mahasiswa Program Doktor FKM Universitas Hasanuddin-Makassar
Etika dan budaya di Indonesia memiliki peran besar dalam mendukung pemulihan ibu setelah melahirkan. Tradisi yang mengharuskan ibu untuk tetap dirumah selama 40 hari masa nifas dapat memberikan waktu istirahat yang cukup bagi ibu untuk memulihkan diri, perawatan dengan jamu jamuan, dan dukungan keluarga besar dapat memberikan manfaat emosional dan sosial yang signifikan bagi ibu serta mengurangi stress bagi ibu baru.
Ada beberapa praktik tradisional juga dapat menimbulkan risiko kesehatan jika tidak disesuaikan dengan prinsip medis modern. Misalnya, larangan mandi dalam beberapa budaya dapat meningkatkan risiko infeksi, adanya pembatasan konsumsi makanan tertentu yang dapat menyebabkan ibu kekurangan nutrisi yang dibutuhkan pada saat menyusui dan pemulihan.
Pendekatan terbaik untuk menghindari risiko terjadinya postpartum blues adalah mengintegrasikan budaya lokal dengan praktik kesehatan berbasis bukti. Bidan dan tenaga kesehatan perlu memahami serta menghormati nilai-nilai budaya pasien, tetapi juga memberikan edukasi yang tepat agar praktik postpartum tetap aman dan bermanfaat bagi ibu dan bayi.
Salah satu pendekatan yang dapat diterapkan adalah Midwifery Led Care (MLC), yang memungkinkan bidan memberikan perawatan holistik dengan mempertimbangkan aspek budaya dan kesehatan ibu.
Dengan pendekatan ini, diharapkan kesehatan ibu pasca persalinan dapat lebih optimal tanpa meninggalkan nilai-nilai budaya yang telah lama dianut masyarakat
Beberapa budaya daerah di Indonesia masih menganggap gangguan kesehatan mental seperti postpartum blues merupakan sesuatu yang wajar atau bahkan diabaikan.
Banyak ibu yang mengalami perubahan suasana hati, menangis tanpa sebab, atau merasa tidak cukup baik sebagai ibu, merasa sedih dan merasa tidak mendapatkan perhatian tetapi mereka enggan mencari bantuan karena takut dianggap lemah. Postpartum blues jika dibiarkan dapat berkembang menjadi depresi postpartum yang lebih serius dan berdampak buruk pada ibu serta bayi.
Budaya dan etika di Indonesia memiliki peran ganda dalam postpartum blues, hal ini dapat menjadi sumber dukungan, tetapi juga dapat menjadi faktor yang memperparah kondisi ibu apabila tidak dikelola dengan baik. Perlunya pendekatan yang lebih inklusif dan berbasis komunitas untuk meningkatkan kesadaran serta mengurangi stigma terhadap kesehatan mental ibu pasca persalinan.