Pasific Pos.com
Lintas Daerah

Eddy Tananar: Jangan “Jual” Suku Manirem Untuk Politik

Ketua Komisi I DPRD Sarmi bidang Pemerintahan, Hukum dan HAM, Eddy Tananar

SARMI – Ketua Komisi I DPRD Sarmi bidang Pemerintahan, Hukum dan HAM, Eddy Tananar mengatakan urusan suku, adat jangan dicampuradukkan dengan politik. Penegasan itu disampaikan Eddy menanggapi saudara Yehezkiel Jemjeman yang mengatasnamakan Kepala Suku Besar Manirem untuk mendukung salah satu pasangan calon Bupati dan wakil bupati di Kabupaten Sarmi.

“Terkait pernyataan yang dibuat oleh saudara Yehezkiel Jemjeman yang mengatasnamakan suku besar Manirem dalam mendukung salah satu paslon Bupati Kabupaten Sarmi. Karena tidak semua suku Manirem mendukung calon tersebut, jangan menjual suku Manirem untuk kepentingan politik,” tegasnya kepada wartawan di ruang kerjanya, Selasa, 3 November 2024.

Eddy mengatakan ketika menyebut Manirem itu berarti menyebut salah satu suku yang mendiami Sarmi dan suku ini tidak bisa dipisahkan mulai dari Sobey sampai ke Isirawa.

“Di Sarmi ada 5 suku besar, jadi kalau hanya menyebut satu suku saja kemudian yang empat hilang itu tidak bisa. Jadi menurut saya Yehezkiel harus menyebut nama pribadinya atau sebagai koordinator untuk wilayah distrik Pantai Timur untuk mendukung salah satu paslon,”tegasnya.

Lebih lanjut, dirinya mengimbau kepada siapapun tidak boleh membawa nama suku Manirem untuk kepentingan politik. “Sebagai anak adat Manirem, saya tidak setuju suku Manirem dijual untuk kepentingan politik, kalau atas nama pribadi tidak apa-apa,” ucapnya.

Eddy menambahkan, jika bicara suku apalagi menyebut kepala suku Manirem, itu berarti bicara hak-hak adat orang Sarmi.   “Contoh kalau kita mau memberikan gelar kepada seseorang kita lihat statusnya jelas dulu, apakah dia benar-benar orang Sarmi dari suku apa dan berasal dari Sarmi dan bukan dari suku itu, karena memberikan gelar sebagai anak Manirem harus kita pikir baik tidak sembarangan, karena itu sudah merusak harga diri adat dan budaya kita. Jadi kalau ada yang memberikan gelar kepada orang yang bukan berasal dari Suku Sarmi lalu memberikan orang tersebut gelar Manirem, itu sudah salah besar karena pemberian gelar itu tidak sembarang,”jelanya.

Oleh karena itu, apa yang telah terjadi menjadi suatu pelajaran, khusus kita yang mendiami Sarmi dari Lima Suku yang ada di Sarmi kalau menuju ke pemilihan kepala daerah di periode yang mendatang kita tidak boleh membawa nama suku kedalam politik.

“Karena Kalau kita bicara Sarmi berarti kita bicara lima suku, tidak boleh ada pisah dia tetap Sobey,.Armati, Rumbuai, Manirem dan isirawa. Tidak boleh ada satu yang hilang, ” Pesan Eddy.

Untuk itu, Edy Tananar menghimbau kepada masyarakat Sarmi supaya tetap menjaga keamanan sebagaimana warga negara Indonesia semua masyarakat di Kabupaten Sarmi telah menggunakan hak pilih mereka secara demokrasi bebas dan rahasia dan apa yang dilakukan oleh rakyat dalam Pemilukada di Sarmi tahun ini, itu merupakan hak dan pilihan  rakyat.

Oleh sebab itu, kita semua yang ada di Sarmi perlu menghargai suara rakyat yang sudah disampaikan lewat pemilihan Bupati pada tanggal 27 November kemarin. “Siapapun yang terpilih dan dipercayakan rakyat untuk menjadi Bupati dan Wakil Bupati Sarmi, itu murni pilihan rakyat untuk membangun Sarmi yang kita cintai untuk lebih maju dan sejahtera,”tutupnya. (Tiara).

Leave a Comment