JAYAPURA – Kemenangan besar 5 – 1 Tim Sepakbola Papua atas Kalimantan Timur yang berlangsung Selasa sore (12/10/2021) diwarnai dengan drama dua penalti yang dihadiahi kepada tim tuan rumah.
Penalti pertama Papua didapatkan pada menit 42 dan menit 66. Penalti yang didapatkan Papua akibat pemain pertahanan belakang Kalimantan Timur dua kali menjatuhkan Samuel Balinsa di area kotak penalti.
Dari pantauan redaksi, Samuel Balinsa selalu melakukan solo run di dalam kotak penalti lawan beberapa kali harus dijatuhkan untuk menghentikan laju mantan pemain Persewar Waropen itu.
Wasit Hamim Tohari yang memimpin pertandingan dua kali menghukum Kalimantan Timur melalui titik putih.
Putusan wasit Tohari ini sempat mendapatkan protes keras dari para pemain dan pelatih Kalimantan Timur. Bahkan juru taktik Kaltim, Rahmat Hidayat sempat menarik pemainnya keluar lapangan di babak pertama sebagai protes keras kepada wasit asal Jawa Timur itu.
“Dapat hukum dua kali penalti dan buat kita drop dan pemain tidak konsen kembali. Kecewa sih kecewa, kalau penalti hanya sekali mungkin kami masih bisalah. Tapi dapat dua dan kita seperti dikerjai,” kata Rahmat Hidayat usai pertandingan di Stadion Mandala Jayapura, Selasa (12/10/2021).
Sementara itu, pelatih kepala Sepakbola Papua, Eduard Ivakdalam juga angkat bicara. Legenda hidup Persipura Jayapura itu juga menegaskan bahwa timnya tidak pernah berharap dihadiahi penalti. Menurutnya, penalti adalah putusan sakral dari pemimpin pertandingan.
“Nanti silahkan lihat rekaman biar jelas, tapi setiap game ada penalty, pasti akan diprotes. Masalah penalti ini saya serahkan ke wasit. Karena kita berdiri jauh dan melihat mungkin ini bukan pelanggaran tapi wasit yang lebih dekat dan lebih tahu dan saya tidak membela wasit memberikan kita penalti itu,” kata Kaka Edu sapaan akrabnya.
“Tapi setiap kita masuk dalam kotak penalti, makanya kita pemain selalu hati-hati. Beberapa kali tadi pemain lawan sangat berani mengambil pemain kita dalam kotak penalty dan itu membahayakan mereka sendiri,”sambungnya.
Mantan Kapten Persipuran bernomor punggung 10 itu, juga menyinggung ‘VAR’, menurutnya keputusan wasit hanya bisa dianulir jika dalam pertandingan tadi panitia menyediakan Video Assistant Referee (VAR).
“Apakah kakinya mau kena kaki atau bolanya itu kembali ke wasit yang putuskan. Karena kita tidak punya VAR, kalau kita punya VAR ya mungkin memang bisa dianulir,”tukasnya.
Dengan torehan kemenangan di laga semifinal ini, Papua lolos ke babak final Sepakbola PON XX 2021 dan akan kembali berjumpa dengan Aceh pada partai final yang digelar pada 14 Oktober mendatang. (humas pb pon papua)