Lebih lanjut, efek pemudik dari kota besar yang terdampak Covid-19 selama masa diberlakukannya aturan social and physical distance sejak minggu ke 3 maret 2020 diasumsikan tidak signifikan. Model ini juga masih membatasi bahwa efek-efek eksternal lainnya (seperti suhu udara, jumlah populasi, kepadatan penduduk, dll) diasumsikan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah penderita.
Menurut Dedi Rosadi dan rekan-rekannya, model PDDM ini akan terus di update setiap hari sehingga prediksi dari model akan betul-betul mencerminkan perubahan dari data yang ada. Lebih lanjut, kajian yang mereka sampaikan didasari oleh skenario optimis, namun dapat pula di gunakan untuk menguji berbagai skenario akibat intervensi dan/atau pengaruh faktor-faktor penting eksternal; Sebagai contoh dengan model ini dapat disimulasikan efek apabila terjadi kenaikan penderita Covid-19 pada minggu akhir Maret 2020 dikarenakan banyaknya pemudik dari kota besar yang terdampak Covid-19 ke daerah-daerah lain.
Tentunya prediksi yang diberikan oleh Dedi Rosadi dan dan rekan-rekannya ini lebih melegakan dibanding hasil yang di sampaikan oleh beberapa peneliti sebelumnya yang menyampaikan prediksi dikondisi ekstrem mendekati 2.5 juta kasus tanpa intervensi dan dengan intervensi yang ketat meski intervensi ini berhasil sekalipun, prediksi minimum diakhir pandemi mencapai sekitar 500.000 kasus.
Fidelis menambahkan, jika kita menggunakan estimasi yang kurang akurat dan bombastis, dikhawatirkan menambah keresahan masyarakat dan rawan dimanfaatkan secara kurang bijak oleh pihak-pihak yang punya kepentingan. Model dinamik matematik yang digunakan oleh beberapa pihak memberikan prediksi yang terlalu berlebihan dengan eror yang sangat tinggi dan direkomendasikan untuk digunakan dengan kehati hatian untuk Indonesia.