Jakarta,- Nurushafa As-sauqiyah, delegasi Duta Maritim Indonesia dari Provinsi Papua bersama seluruh delegasi lainnya yang tergabung dalam angkatan ke-3 Duta Maritim Indonesia melakukan kunjungan Studi Strategis ke Kementerian Perikanan dan Kelautan Republik Indonesia.
Bertempat di Jakarta, acara ini memungkinkan para peserta mendapatkan pemahaman mendalam tentang berbagai aspek ekonomi biru dan peran penting pemuda dalam memajukan sektor kelautan dan perikanan.
Di lokasi tersebut, para peserta disambut oleh Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan, Irjen. Pol. Drs. Victor Gustaf Manoppo, M.H. Para peserta, termasuk Nurushafa, dijejali dengan beragam informasi terkait kebijakan dan langkah-langkah implementasi yang diambil oleh pemerintah dalam mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Kehadiran Duta Maritim menjadi representasi nyata dari semangat generasi muda yang peduli terhadap potensi dan tantangan di bidang kelautan dan perikanan.
Dalam suasana yang penuh semangat, Nurushafa As-sauqiyah, perwakilan Duta Maritim dari Papua, berbicara tentang makna mendalam di balik Ekonomi Biru, “Ekonomi Biru mengajarkan kami bahwa pertumbuhan ekonomi tidak boleh berjalan sendiri, melainkan harus seiring dengan keberlanjutan ekosistem laut. Ini adalah panggilan untuk menjalankan bisnis dengan bijak, sambil memelihara lingkungan, memperkuat ikatan sosial, dan menghargai keragaman budaya yang ada. Saya, sebagai Duta Maritim tentunya siap untuk menginspirasi generasi muda lainnya untuk ikut berkontribusi dalam membangun masa depan maritim yang berkelanjutan.”
Selain mendapatkan paparan kebijakan, para peserta juga diberikan wawasan yang berharga terkait peran pemuda sebagai agen perubahan dalam sektor kelautan dan perikanan. Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, M.S., memberikan pandangan mendalam tentang pentingnya peran pemuda dalam mengangkat isu-isu kelautan dan perikanan. Sebagai pemuda, Nurushafa berpendapat bahwa pemuda Indonesia harus mengambil peran dalam memastikan keberlanjutan sektor maritim di negara ini, lebih lanjut ia berujar, “Pemuda adalah ujung tombak dalam mewujudkan visi poros maritim Indonesia. Duta Maritim adalah duta perubahan yang dapat menggerakkan semangat kesadaran dan inovasi di seluruh nusantara,” ujarnya.
Namun, acara ini tidak hanya sekadar paparan, tetapi juga menggali isu lingkungan yang lebih dalam. Materi tentang Strategi Nasional Pengelolaan Ekosistem Mangrove, yang disampaikan oleh Ir. Hartono, M.Sc., memberikan pemahaman mendalam tentang ekosistem mangrove sebagai penyangga penting bagi lingkungan laut. Ini menggarisbawahi bahwa peran para duta maritim tidak hanya sebatas advokasi, tetapi juga mengedepankan pemahaman mendalam tentang ekologi laut.
Ini menggarisbawahi bahwa peran para duta maritim tidak hanya sebatas advokasi, tetapi juga mengedepankan pemahaman mendalam tentang ekologi laut. Nurushafa dengan tulus berbagi pandangannya, “Saya yakin bahwa sebagai duta maritim, tanggung jawab kami melampaui sekadar memberikan informasi. Kami harus menjadi penjaga dan pelindung lingkungan laut, termasuk ekosistem mangrove yang memiliki peran krusial dalam menjaga keseimbangan ekologi. Melalui pemahaman mendalam tentang ekosistem ini, kami berkomitmen untuk turut serta dalam upaya melestarikan sumber daya alam yang tak ternilai bagi masa depan kita.”
Kunjungan Studi Strategis ini, dalam esensinya, menggarisbawahi komitmen generasi muda dalam memahami, mengadvokasi, dan melindungi kelautan dan perikanan Indonesia. Nurushafa As-sauqiyah, dengan penuh semangat, mengungkapkan, “Kunjungan ini telah membuka mata kami terhadap tantangan dan potensi yang ada. Kami yakin bahwa peran kami, para Duta Maritim, adalah bagian tak terpisahkan dalam mewujudkan Indonesia sebagai negara maritim yang kokoh.”