Jayapura – Akademi Keperawatan (AKPER) Rumah Sakit Marthen Indey bersama United Nations Children’s Fund (UNICEF) melakuan kerjasama yang ditandai dengan penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) atau Nota Kesepahaman tentang penguatan respons kegawatdaruratan saat bencana.
Penandatanganan MoU ini dilakukan oleh Direktur Akademi Keperawatan RS. Marthen Indey, I Kadek Sudiyasa,.S.Kep.Ns.,M.Kep bersama Kepala Kantor UNICEF Papua dan Papua Barat, Aminuddin Mohammad Ramdan, SIP, MA di Ruang Rapat Kantor UNICEF di Jayapura, Senin, 5 Agustus 2024.
Direktur Akademi Keperawatan RS. Marthen Indey, I Kadek Sudiyasa mengatakan, AKPER Rumah Sakit Marthen Indey merupakan sala satu Institusi Pendidikan Tinggi Swasta yang menyediakan program studi Kesehatan di Papua dan hanya mempunyai satu jurusan dengan jumlah siswa sebanyak 267 orang.
“Di dalam visi kami adalah bahwa kami bisa menciptakan lulusan fukasional yang kompeten dan juga unggul didalam kegawatdaruratan. Hal ini kami lakukan sebagai suatu pemenuhan kebutuhan, sehingga lulusan kami juga bisa melakukan penanganan mengenai kegawatdaruratan,” kata Direktur Akademi Keperawatan RS. Marthen Indey, I Kadek Sudiyasa kepada wartawan usai lakukan penandatanganan MoU.
Bahkan kata I Kadek Sudiyasa, Akademik ini hanya berfokus pada pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan yang siap bekerja di berbagai layanan kesehatan termasuk rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya.
“Tujuan utamanya adalah yaitu untuk menghasilkan tenaga kesehatan yang kompeten dan profesional serta siap menghadapi tantangan dalam pelayanan kesehatan, termasuk dalam situasi kegawatdaruratan dan bencana,”ungkap Sudiyasa.
Terkait MoU dengan UNICEF, I Kadek Sudiyasa mengatakan, untuk bekerjasama dalam mendorong pemenuhan hak anak, khususnya dalam situasi kegawatdaruratan saat bencana dengan memperkuat layanan esensial seperti Pendidikan, Kesehatan, Gizi, Kebersihan Lingkungan dan Perlindungan Anak.
“Ini sesuai dengan tugas dan fungsi kelembagaan masing-masing,” terangnya.
Ia pun menjelaskan alasan pihaknya untuk bekerja sama dengan UNICEF, lantaran pihaknya memang membutuhkan banyak masukan dan banyak ilmu.
“Karena kami institusi pendidikan, sehingga harapan kami UNICEF ini bisa memberikan ilmu ilmu berkaitan dengan status gizi anak. Karena kan kebencana ini bisa saja terjadi kepada semua orang termasuk pada anak anak. Sehingga kami butuh hal hal tersebut, “ujarnya.
Apalagi lanjutnya, AKPER Rumah Sakit Marthen Indey ini setiap tahun juga melakukan kegiatan simulasi Disaster.
“Nah, disitulah kami melibatkan semua stakeholder yang dilegalkan dengan MoU ini. Dan untuk kerjasama kita sudah banyak di beberapa instansi. Baik dengan institusi RS dan bidang Pendidikan lain. Karena kan mereka bukan hanya Disaster saja, tapi ketika mereka lulusan dengan harapan mereka juga bisa bekerja di Puskesmas. Selain itu juga, kami bekerjasama dengan Dinas Kota,” jelasnya.
Ia menambahkan, dengan mereka bisa kerja di rumah sakit, kami pun berharap dia memiliki kompetensi seperti itu.
Sementara itu, Kepala kantor UNICEF Papua dan Papua Barat, Aminuddin Mohammad Ramdan, SIP, MA menyampaikan bahwa pihaknya sangat menyambut baik sekali dengan dilakukannya penanda tanganan MoU ini.
“Kami dari UNICEF memang salah satu mandatnya adalah memang memastikan adanya pemenuhan terhadap anak. Didalam melaksanakan tugas, kami membantu membantu Pemerintah Republik Indonesia untuk memastikan program program itu berjalan dengan baik,” bebernya.
Apalagi kata Ramdan, secara spesifik di Papua perlu bamyak berkolaborasi dengan lembaga lembaga organisasi baik dari Pemerintah, Adat dan Agama termasuk aktivis Akademik.
“Nah, AKPER Rumah Sakit Marthen Indey ini menjadi salah satu lembaga yang memang memfokuskan salah satu skill mereka itu kepada respon bencana, dan kami dari UNICEF memang juga sangat memiliki ketertarikan atau kepedulian terhadap bagaimana pemerintah ini bisa memastikan adanya layanan dasar yang baik ketika terjadi bencana. Oleh karena itu, kita bekerja sama dengan AKPER Rumah Sakit Marthen Indey,” jelas Aminuddin Ramdan.
Selain itu kata Ramdan, kerjasama ini juga untuk memastikan secara kualitas pendidikan atau secara struktur AKPER Rumah Sakit Marthen Indey yang memiliki kesiapan untuk bisa merespon ketika ada bencana.
“Oleh karena itu, kami membantu AKPER Rumah Sakit Marthen Indey untuk memperkuat kurikulum di pengajaran mereka. Tidak hanya di materi kuliah saja tetapi kita secara kurikulum juga bekerjasama,
Bahkan kata Ramdan, pihaknya juga mendapatkan manfaat ketika anak anak di Tanah Papua ini nanti misalkan terjadi bencana atau apa, ada teman teman dari AKPER Rumah Sakit Marthen Indey yang akan siap bergabung. “Jadi kami sangat menyambut baik sekali dengan dilakukannya penandatanganan MoU kali ini
Ia menambahkan, ini tidak hanya fokus di materi kuliah saja, tetapi secara kurikulum memang kedepannya akan terus bekerjasama.
“Misalnya, ada materi materi dari UNICEF sendiri yang bisa di share kepada rekan rekan dari APKER Marthen Indey ini, serta pembelajaran pembelajaran yang baik yang ada di daerah lain. Dari materi ini juga bisa memberikan masukan kepada kita, misalnya apa sih yang perlu dilakukan untuk memperkuat sistem diatasnya karena tanggungjawab bencana itu kan ada di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) itu,” tutupnya. (Tiara).