Karena itu diminta kepada semua pihak terutama masyarakat Tolikara mengindahkan himbauan Pemerintah Tolikara dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Juga diminta mengikuti imbauan untuk belajar, bekerja, dan beribadah di rumah,serta isolasi diri bahkan menghentikan kegiatan masyarakat yang bersifat massal.
Hingga saat ini pemerintah Tolikara belum memberlakukan karantina wilayah atau lockdown dalam meredam penyebaran virus corona. Karena tim pencegahan belum menemukan pasien positif corona di Tolikara,Namun Pemkab Tolikara perketat pencegahan untuk menekan masuknya virus corona di Tolikara.
”apabila di temukan satu pasien dengan indikasi positif virus corona lagsung kita tangani dengan isolasi khusus,jika kita lengah dipastikan virus ini bisa menyebar cepat karena cara hidup masyarakat gunung masih komunal”. Imbu Wakil Bupati Dinus wanimbo.
Sementara itu Kepala Puskesmas Bokondini Ivon pagawak usai sosialisai pencegahan wabah virus corona Covid-19 di Aula GIDI Bokondini menjelaskan sosialisasi lebih banyak diberikan untuk pencegahan wabah virus corona yang bisa menular dari orang ke orang melalui percikan cairan air liur dari mulut atau hidung orang ketika penderita flu atau batuk atau buang nafas,percikan ini bisa mengenai orang sekitar.
orang lain yang menyentuh benda itu kemudian menyentuh mata, hidung, atau mulut bisa tertular virus corona pula. Orang juga bisa tertular Covid-19 kalau menghirup percikan cairan dari penderita yang batuk atau buang nafas.
“Sangat penting berada lebih dari satu meter dari orang yang sedang sakit. Mengajak masyarakat selalu hidup bersih dengan rajin suci tangan pake sabun di air mengalir,dan selalu berdoa”. Pinta Kepala Puskesmas Bokondini Ivon pagawak.
Menurutnya mengingat vaksin dan obat untuk Covid-19 belum ditemukan, meminimalkan kontak langsung dan menjaga jarak dengan orang lain merupakan cara utama untuk menghindari penularannya.