Jayapura – Cagar Alam Cycloop yang menjadi sumber kehidupan bagi ribuan warga di Kabupaten dan Kota Jayapura kini menghadapi ancaman serius. Global Green Growth Institute (GGGI) bersama Dinas Kehutanan Papua menggelar diseminasi hasil kajian lanskap Pegunungan Cycloop untuk mencari strategi penyelamatan kawasan ini.
Plt. Kepala DKLH Papua, Aristoteles, mengungkapkan bahwa kawasan seluas 31 ribu hektare ini memiliki peran vital sebagai sumber air utama bagi masyarakat Jayapura. Namun, meningkatnya ancaman lingkungan membuat perlindungan Cycloop harus menjadi prioritas.
“Kegiatan ini bertujuan menghasilkan strategi terbaik dalam melindungi kawasan tersebut. Apalagi berbagai ancaman lingkungan semakin meningkat,” kata Aristoteles, Kamis (20/2/2025).
Ia menegaskan bahwa kelestarian Cycloop bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk dewan adat, pengusaha, dan masyarakat.
“Kolaborasi dari berbagai pihak sangat diperlukan agar perlindungan ekosistem tetap terjaga dengan baik dan berkelanjutan,” ujarnya.
Hasil kajian ini nantinya akan disampaikan kepada pemerintah provinsi dan pihak terkait untuk dijadikan dasar kebijakan pengelolaan. Aristoteles juga mengingatkan bahwa tanpa keterlibatan semua pihak, upaya penyelamatan Cagar Alam Cycloop akan sulit terealisasi.
“Mitra-mitra pemerintah yang lain juga harus terlibat. Kalau mereka tidak dilibatkan dalam suatu pemikiran yang sama, nanti pemerintah terkendala dalam pengelolaan ke depan,” tegasnya.
Dengan meningkatnya ancaman terhadap ekosistem Cycloop, langkah konkret dan kerja sama lintas sektor menjadi kunci utama untuk menyelamatkan kawasan ini sebelum terlambat.
“untuk perlindungan kawasan cagar alam Cyclop ini perlu kerjasama semua pihak termasuk tokoh adat, agar bisa bersama- sama menjaga penghijauan di kawasan tersebut,” ujarnya.
Kapokja Perencanaan Perlindungan dan Pengawetan BPKSDA Provinsi Papua, Taufik Mubarak menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan pihak swasta dalam menjaga keseimbangan ekosistem Cycloop.
“Cagar alam Cycloop adalah salah satu kawasan penting di Jayapura yang harus dijaga. Program Imbal Jasa Lingkungan dapat menjadi solusi untuk memastikan keberlanjutan pengelolaan sumber daya alam dengan melibatkan masyarakat lokal,” katanya.
Ketua Dewan Adat Suku Numbay, Daniel Toto, menegaskan, siapa pun yang tinggal di sekitar Cagar Alam Pegunungan Cycloop, wajib menjaga dan memelihara Cycloop ini.
Daniel Toto menghimbau seluruh masyarakat di Kota dan Kabupaten Jayapura agar bersama-sama menyadari, bahwa menjaga Cycloop adalah suatu keharusan dan kewajiban.
Secara gamblang dikatakan, Cycloop harus dijaga sebab jika terus rusak maka Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura akan celaka. Cycloop dianggap sebagai ibu kandung bagi suku-suku besar ini sehingga tak ada alasan untuk tidak menjaganya.
“Hargai hutan kami, Cycloop sudah kami anggap sebagai ibu kandung kami dan masyarakat harus menumbuhkan rasa memiliki,” tegasnya.