Jayapura – Terkait konflik yang terjadi berturut turut di Kabupaten Intan Jaya selama sepekan ini, Bupati Intan Jaya, Natalis Tabuni, SS, MSi mengungkapkan jika pihaknya akan terus berupaya melakukan pendekatan dan menjalin komunikasi dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di daerahnya.
Namun dalam melakukan komunikasi atau pendekatan kepada KKB ini, Bupati Natalis Tabuni ingin, bukan hanya dilakukan oleh pihaknya saja, tetapi juga dilakukan oleh TNI dan Polri.
“Jadi, bukan hanya kami saja yang komunikasi dengan mereka, tapi itu juga dilakukan TNI dan Polri agar mereka tidak lakukan aksi yang bisa merugikan semua pihak,” kata Bupati Natalis Tabuni kepada Wartawan, usai Rapat Bersama di DPR Papua, Senin malam, 22 Nopember 2021.
Bahkan, orang nomor satu di Kabupaten Intan Jaya ini mengungkapkan, jika KKB yang beroperasi di daerahnya itu bukan hanya satu kelompok saja, tetapi ada beberapa kelompok. Mereka ada yang betul – betul memperjuangkan TNP – OPM dari dulu seperti kelompok Ayub Waker.
Sein itu lanjut Bupati Natalis Tabuni, juga ada kelompok yang mencari eksistensi diri, dengan melakukan penembakan di beberapa tempat, namun motivasinya belum tentu jelas.
“Jadi, kami sudah melakukan identifikasi masing-masing. Kalau kelompok yang dipimpin Ayub Waker yaki Sabinus Waker saya pikir sudah kami lakukan komunikasi, bahkan ada kesepakatan untuk berhenti perang itu jelas. Karena dari sejak awal sampai sekarang, pasukannya tidak terlibat penembakan,” ungkapnya.
Sedangkan kelompok yang baru muncul, kata Bupati Natalis, berasal dari Paniai, Nduga, Puncak Jaya, sehingga harus dilakukan komunikasi yang lebih serius lagi dengan mereka dan memang membutuhkan kesabaran ekstra mendekati mereka sejak tahun 2019.
“Semoga komunikasi yang kita lakukan ini, ke depannya mereka mengerti dan memahami dan mengendalikan diri untuk berhenti melakukan aksi – aksi yang bisa menimbulkan konflik yang berkepanjangan,” ujar Bupati Natalis.
Namun ketika ditanya, apakah dalam menghadapi Natal tahun 2021, akan menyurat kepada KKB untuk berhenti melakukan aksi penembakan? Bupati Natalis Tabuni mengatakan, jika pihaknya tidak menyurat secara spesifik kepada mereka, namun pihaknya akan menerbitkan imbauan bupati bersama Forkompinda dalam hal ini Kapolres dan Dandim untuk mengimbau kepada masyarakat, hingga surat imbauan itu pasti akan sampai kepada mereka juga.
“Sebab selama ini kita lakukan begitu, jadi tidak khusus dilakukan untuk mereka, kecuali kalau wakil mereka itu membuka diri dan berani datang berbicara di forum dan menjamin keselamatan mereka dan itu mereka berani masuk, namun selama ini kearah itu belum,” kata Bupati Natalis,
Kendati demikian, Natalis Tabuni yang telah menjabat dua periode sebagai Bupati Intan Jaya ini mengakui jika selama ini sudah dilakukan pendekatan dengan mereka, baik melalui imbauan, lewat surat, telepon hingga lewat kurir.
“Ya, kita harapkan bisa duduk satu meja ke depannya. Dari proses berjalan dengan dukungan semua pihak, dari DPR Papua, Gubernur, Panglima dan Kapolda dan lainnya, kita memiliki keinginan bersama, saya pikir ke depan akan lebih baik,” ungkapnya.
Pada kesempatan itu, Bupati Natalis juga membenarkan, jika keberadaan kelompok KKB pimpinan Ayub Waker yang kini dipimpin Sabinus Waker sudah tidak terlibat penembakan di Intan Jaya.
“Karena meski mereka dari awal sejak pemekaran terjadi, sudah ada karena mereka afiliasi dari Tembagapura, Mimika. Begitu periode pertama kami pimpin dan periode kedua ini, mereka tidak melakukan aksi – aksi, tapi mereka mendengar dan standby. Tapi kelompok baru yang masuk, ini sering yang menimbulkan konflik,” bebernya.
Sementata itu, Ketua DPR Papua, Jhony Banua Rouw, SE mengapresiasi upaya yang dilakukan Bupati Intan Jaya untuk menjalin komunikasi dan pendekatan dengan KKB di wilayahnya.
“Kami memberikan apresiasi luar biasa kepada bupati, dimana pendekatan – pendekatan kekeluargaan, bisa dilakukan dan itu terbukti. Harusnya ini yang didorong, agar komunikasi terus terbangun dan semoga konflik ini bisa berakhir,” ujar Jhony Banua Rouw atau disingkat JBR.
Menurutnya, dengan adanya komunikasi yang dijalin seperti itu, pihaknya berharap agar jangan sampai ada stigma bahwa kepala daerah juga bagian dari separatis atau OPM. Namun, itulah merupakan upaya – upaya yang dilakukan.
“Saya pikir ini harus tegas. Jangan sampai pak bupati berkomunikasi, kemudian dicap bahwa bupati sebagai bagian dari TPN – OPM. Tapi ini komunikasi kekeluargaan yang baik dan itulah keunikan di Papua, seharusnya gaya – gaya seperti ini yang harus dipakai oleh pemerintah pusat, datang untuk melakukan pendekatan, berdiskusi dan membuka ruang. Ini sebenarnya dialog – dialog kecil dan saya lihat ini bagian dari dialog,” tandas JBR.
Untuk itu, Jhony Banua Rouw menambahkan, jika pertemuan bersama MRP, Forkompinda, Bupati Intan Jaya dan tokoh agama serta masyarakat, itu nanti akan dilakukan kembali awal Desember 2021.
“Jadi, sekaligus kami akan mengeluarkan imbauan – imbauan baik dari pemerintah maupun tokoh – tokoh agama dan pada kesempatan itu juga akan dilakukan penyerahan bingkisan natal untuk masyarakat,” imbuhnya. (Tiara).