Jayapura – Perum Bulog menargetkan menyerap beras petani di Merauke sebanyak 19.000 ton pada tahun 2025.
Dari target tersebut, Perum Bulog baru menyerap 6 persen atau sekitar 1.600 ton per 14 Februari 2025 dengan harga Rp12.000 per Kilogram.
Wakil Pemimpin Perum Bulog Kanwil Papua, Jusri Pakke berharap lima bulan kedepan penyerapan bisa terpenuhi 100 persen.
“Saat ini masih minim penyerapannya, karena belum masuk musim panen raya,” kata Jusri, di Jayapura, Jumat (14/2/2025).
Sementara itu, stok beras saat ini sebanyak 39.000 ton termasuk yang berada di gudang Perum Bulog dan sedang dalam perjalanan. Ketahanan stok hingga lima bulan kedepan.
Beras tersebut akan disalurkan untuk bantuan pangan, ASN dan TNI Polri, operasi pasar dan cadangan pangan jika terjadi bencana.
Untuk mengantisipasi peningkatan kebutuhan beras menjelang hari raya, Perum Bulog bekerjasama dengan pemerintah daerah dan sejumlah ritel.
Sementara itu, Perum Bulog hingga saat ini masih terus mendatangkan beras dari luar Papua. Dua provinsi penyalur beras yaitu Jawa Timur dan Sulawesi Selatan untuk menjaga ketahanan stok.
Jusri Pakke mengatakan, kendati beberapa daerah di Papua menghasilkan beras, namun produksinya tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Salah satunya Kabupaten Merauke, meskipun penghasil beras, tetapi produksinya terbatas, hanya mampu memenuhi kebutuhan daerah tersebut,” ucapnya.
Menurutnya, Merauke bisa menjadi daerah lumbung beras nasional, agar Perum Bulog tidak mendatangkan lagi dari luar Papua.
“Tetapi hal itu belum bisa terpenuhi. Kita punya 10 kantor cabang se-tanah Papua masih mengandalkan beras dari dalam negeri dan impor,” jelasnya.
Hingga 14 Februari 2025, Perum Bulog Kanwil Papua telah menyerap beras petani Merauke sebanyak 1.600 ton atau 6 persen dari target 19.000 ton di tahun 2025 dengan harga Rp12.000 per kilogram. (Zulkifli)