Jayapura – Persipura Jayapura sebagai klub profesional dan transparan, manajemen selalu diaudit oleh auditor independen pada akhir musim kompetisi.
Ketua Umum Perspura Jayapura, Benhur Tomi Mano mengatakan, pengelola klub setiap tahun diaudit keuangannya. Audit itu juga untuk mengetahui sudah berapa banyak anggaran yang telah digunakan klub selama kompetisi.
Ya, kami setiap tahun diaudit, sekarang sudah era sepakbola profesional. Meski dikelola secara mandiri tanpa dana dari pemerintah, klub tetap diaudit,” ujarnya kepada wartawan akhir pecan kemarin.
Dia menjelaskan, audit itu sebagai bentuk langkah fair pengelola klub. Hasil audit itu juga bisa menjadi referensi dalam pengelolaan klub di musim selanjutnya.
Diketahui, Persipura Jayapura mendapatkan dukungan selama dua musim yaitu 2020 dan 2021 dari sponsor dari PT Freeport Indonesia (PTFI) dan PT Bank Papua. Selain itu juga ada sponsor dari minuman energi Kuku Bima.
PTFI yang kini saham mayoritasnya dimiliki BUMN dari Indonesia memperpanjang kerja sama dengan Persipura untuk dua musim. Sejak 2012, perusahaan tambang tembaga, emas, dan perak tersebut total sudah mengeluarkan dana sebesar Rp 65,8 miliar untuk Mutiara Hitam.
PTFI akan mengucurkan dana sponsor sebanyak Rp7,5 miliar per tahun. Jadi, total ada Rp15 miliar yang akan diberikan ke Persipura. Selain dari PTFI, Persipura juga mendapat sokongan dana dari PT Bank Papua. Seperti PTFI, Bank Papua juga memperpanjang kerja sama dengan Persipura untuk dua tahun.
Jumlah dana yang dikucurkan Bank Papua lebih besar dari PTFI, yakni Rp10 miliar per tahun. Total, ada Rp20 miliar dana dari Bank Papua yang akan diberikan ke Persipura. Dengan rincian itu, dalam setahun Persipura akan mendapat total pasokan dana Rp 17,5 miliar.