Jayapura – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Papua terus mengalami kemajuan. Sejak tahun 2020, status pembangunan manusia Papua berada di level “sedang”.
“Selama 2020–2023 atau tiga tahun terakhir, IPM Provinsi Papua rata-rata meningkat sebesar 0,97 persen per tahun, dari 61,22 pada tahun 2020 menjadi 63,01 pada tahun 2023,” ungkap Adriana Helena Robaha selaku Kepala BPS Provinsi Papua.
Peningkatan IPM tahun 2023, kata Adriana, didukung oleh semua dimensi penyusunnya, terutama standar hidup layak dan pengetahuan.
“Dua indikator mengalami percepatan pertumbuhan yaitu Pengeluaran Riil per Kapita sebesar 5,82 persen dibanding tahun sebelumnya 2,75 persen,” jelasnya di Jayapura, Sabtu (18/11/2023).
Sementara, Umur Harapan Hidup saat lahir (UHH) pertumbuhannya sedikit melambat dari 0,38 persen menjadi 0,28 persen.
“Demikian juga Harapan Lama Sekolah (HLS) melambat dari 0,27 persen menjadi 0,09 persen dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) pertumbuhannya melambat dari 3,85 persen menjadi 1,85 persen,” kata Adriana.
Peningkatan IPM 2023 terjadi pada semua dimensi, baik umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, dan standar hidup layak.
“Pertumbuhan IPM 2023 mengalami percepatan dari tahun sebelumnya. Seluruh dimensi pembentuk IPM mengalami peningkatan, terutama standar hidup layak,” ujarnya.
Sementara, pada dimensi umur panjang dan hidup sehat, bayi yang lahir pada tahun 2023 memiliki harapan untuk dapat hidup hingga 68,17 tahun, meningkat 0,19 tahun dibandingkan dengan mereka yang lahir pada tahun sebelumnya.
Sumber data umur harapan hidup saat lahir menggunakan hasil Long Form SP2020 (SP2020-LF). Pada dimensi pengetahuan, harapan lama sekolah (HLS) penduduk umur 7 tahun meningkat 0,01 tahun dibandingkan tahun sebelumnya, dari 11,14 menjadi 11,15 tahun, sedangkan rata-rata lama sekolah (RLS) penduduk umur 25 tahun ke atas meningkat 0,13 tahun, dari 7,02 tahun menjadi 7,15 tahun pada tahun 2023.
Adriana mengatakan, sumber data HLS dan RLS menggunakan hasil Susenas Maret. Dimensi standar hidup layak yang diukur berdasarkan rata-rata pengeluaran riil per kapita per tahun yang disesuaikan meningkat Rp416 ribu atau 5,82 persen dibandingkan tahun sebelumnya.