Jayapura – Pemerintah Provinsi Papua melalui Dinas Olahraga dan Pemuda Papua bekerjsama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) menghitung biaya pemeliharaan dan perawatan venue PON yang sudah dibangun.
Total biaya pemeliharaan dan perawatan venue PON yang dibangun menggunakan APBD maupun APBN menembus angka 85 milyar per tahun. “Biaya perawatan venue yang dibangun baru atau renovasi per tahun itu totalnya Rp 85 milyar,” kata Kepala Dinas Olahraga dan Pemuda Papua, Alex Kapisa kepada pers di Jayapura, Senin (15/2/2021).
Menurut Alex, dengan besaran angka tersebut, Dinas Olahraga dan Pemuda akan membuat perencanaannya. Namun, biaya pemeliharaan yang paling besar itu Stadion Lukas Enembe dan Aquatic.
Jadi, biaya perawatan terbesar itu ada di Stadion Lukas Enembe dan kolam renang (aquatic) di Kampung Harapan, Sentani,” katanya.
Alex mengatakan, total venue yang akan menjadi tanggung jawab atau aset pemerintah daerah dikemudian hari untuk dirawat ada 12 venue.
Untuk itu, pihaknya juga sedang kajian untuk membuat kalender olahraga sehingga ada event-event tetap dalam rangka pemanfaatan venue-venue pasca PON.
“Paling tidak kita punya kalender olahraga tetap terhadap venue-venue yang sudah kita bangun setelah pelaksanaan PON,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Khusus (Pansus) PON XX Papua 2021, Kamasan Jack Komboy venue-venue yang ada harus di perdakan agar ada anggaran setiap tahunnya untuk biaya pemeliharaan serta harus sering menyelenggarakan event di Papua.
Selain itu ia juga berharap pihak Pemprov membangun komunikasi dengan pihak swasta terkait biaya perawatan pasca PON.
“Kita berharap sekarang perannya Pemprov untuk membangun komunikasi dengan pihak-pihak swasta yang ada ditanah Papua sehingga ada sumbangsi untuk biaya perawatan. Saya juga harap bisa ada event pasca PON meskipun biayanya belum tentu bisa menutupi biaya perawatan,” tutupnya.