Jayapura – Kontribusi Papua pada pertumbuhan ekonomi di wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua) sebesar 15 persen, berada di peringkat ketiga di bawah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah.
“Secara nasional, Papua berada di peringkat 15 dengan pangsa sebesar 1,5 persen,” kata
Kepala Tim Implementasi KEKDA Bank Indonesia Papua, Dandung Tri Marsetyo dalam Bincang-Bincang Media di Jayapura, Rabu (17/1/2024).
Dandung mengatakan, tahun 2024, BI memproyeksikan ekonomi Papua tumbuh 5,25-6,25 persen dengan target inflasi lebih rendah 2,5 plus minus 1 persen.
Menurutnya, dua hal yang perlu dicapai untuk pertumbuhan ekonomi yang kuat, berkelanjutan dan inklusif. Pertama, inflasi yang rendah dan stabil. Untuk mencapai inflasi yang rendah dapat melalui strategi 4K dan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
“4 K yaitu Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi dan Komunikasi Efektif. Yang kedua, struktur perekonomian yang kuat didorong dengan sinergi dan optimisme, didukung digitalisasi dan pembangunan berwawasan lingkungan,” jelasnya.
Dandung menambahkan, perlu pertumbuhan ekonomi yang lebih heterogen dengan mendorong sumber pertumbuhan ekonomi baru, baik dari sisi pelaku, sektor maupun jenis sistem keuangan.
“Kita bisa meningkatkan peran UMKM, memfasilitasi ekonomi dan keuangan syariah, juga mendorong pembayaran yang sifatnya cepat, mudah, murah dan handal atau Cemumuah, terutama dengan QRIS serta peningkatan elektronifikasi transaksi pemerintah daerah,” kata Dandung.
Sementara itu, Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Papua, Juli Budi Winantya mengatakan, proyeksi pertumbuhan ekonomi Papua pada tahun 2024 lebih tinggi dari tahun 2023 juga didorong oleh adanya pelaksanaan Pemilihan Umum atau Pemilu.
“Selain dari sektor tambang dan nontambang, Pemilu memberikan dampak positif terhadap perekonomian Papua. Para peserta Pemilu seperti calon legislatif akan membelanjakan uangnya untuk keperluan kampanye,” ucap Juli.
Di luar dari sektor tersebut, beberapa sektor unggulan berpotensi meningkatkan perekonomian Papua. Juli menyebut, sektor unggulan yang potensinya ada di Papua yaitu perikanan, pertanian, pariwisata dan ekonomi kreatif.
“Sektor ini penting bagi ekonomi Papua, karena memiliki pengaruh yang besar. Sumber pertumbuhan ekonomi baru lainnya yang berpotensi adalah hutan Papua yang dapat menyerap karbon,” jelasnya.
Juli menyebut, BI mengindentifikasi sumber yang bisa mendorong ekonomi tumbuh lebih tinggi dan berkesinambungan.
“Beberapa waktu lalu kita telah melakukan penelitian terkait potensi hutan Papua untuk menyerap karbon. Ini juga bisa sebagai salah satu sumber pertumbuhan ekonomi baru,” kata Juli. (Zulkifli)