Jayapura – Untuk pertamakalinya, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua mengadakan pertemuan dengan stakeholder di atas Kapal Wisata Youtefa belum lama ini. Pertemuan yang dikemas dalam kegiatan joy sailing (berlayar dengan gembira) bertajuk ‘Memperkuat Sinergi, Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Papua’. Tiga poin penting dibahas dalam pertemuan tersebut, pertama, perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan kredit di Papua, kedua, dampak penurunan sektor pertambangan terhadap stabilisasi sistem keuangan, ketiga, dampak Virus Corona terhadap pelaksanaan ekspor dan impor Papua.
Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Papua, Naek Tigor Sinaga mengungkapkan, pertumbuhan DPK di Papua tahun 2019 tercatat sebesar 13,28 persen, lebih besar dibandingkan pertumbuhan nasional sebesar 6,54 persen.
Adapun nilai DPK pada triwulan IV tahun 2019 tercatat sebesar Rp45,72 triliun, dengan proporsi tertinggi adalah tabungan sebesar 53 persen atau Rp24,93 triliun, giro 26 persen atau Rp11,73 triliun, dan deposito 21 persen atau Rp9,59 triliun. Sementara, selama tahun 2019, perbankan di Papua mencatat pencapaian pertumbuhan kredit sebesar 7,78 persen, lebih besar dari pertumbuhan nasional sebesar 6,08 persen.
“Nilai kredit pada triwulan IV tahun 2019 sebesar Rp32,32 tirliun, dengan proporsi tertinggi pada kredit konsumsi 48,4 persen atau sebesar Rp15,65 triliun, kredit modal kerja 32,9 persen atau sebesar Rp10,64 triliun, dan kredit investasi sebesar 18,6 persen atau Rp6,02 triliun,”ujar Naek. “Kinerja perbankan Papua didukung oleh penurunan Non Performing Loan (NPL) yang sebelumnya tercatat 2,59 persen pada Desember 2018 menjadi 1,99 persen pada Desember 2019, dan berada pada batas aman NPL kurang dari 5 persen,” lanjut Naek.