Forum Peduli Kemanusian didampingi tokoh adat, pemuda, Paguyuban dan AMPI Kabupaten Jayapura saat melakukan Jumpa Pers, Sabtu (18/11/2023).
Sentani – Aparat kepolisian Polres Jayapura di desak oleh Forum Peduli Kemanusian (FPK) untuk mengungkap pelaku pembakaran sejumlah gedung dinas kantor bupati.
Desakan itu disampaikan Sekretaris Forum Kemanusiaan, John Maurits dalam jumpa pers di Kota Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Sabtu (18/11/2023).
Menurutnya, kasus kebakaran sejumlah gedung di Gunung Merah menimbulkan pertanyaan bagi masyarakat umum.
“Sehingga memunculkan berbagai narasi negatif terkait penyebab kebakaran yang kerap terjadi, namun belum terungkap pelakunya,” ujarnya.
Dikatakan, jika merujuk pada UU Nomor 14 tahun 2018 tentang Keterbukaan Informasi Publik, maka aparat kepolisian wajib memberikan informasi kepada masyarakat terkait penyebab pasti sehingga terjadi kebakaran.
“Masyarakat sampai saat ini gelisah, tidak ada keterbukaan informasi. Walaupun sebelumnya dalam berita aparat kepolisian telah memeriksa 30 saksi dan juga mengambil cctv, namun tidak ada kejelasan,” katanya.
Bahkan, Kata Maurits, jika tidak segera diungkap pelakunya maka, pihaknya akan melakukan aksi dan meminta Kapolda Papua ambil alih pengusutan kasus tersebut.
“Jika tuntutan kami tidak dilakukan dalam waktu dekat maka kami akan lakukan aksi dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat.” ungkap Maurits.
Sementara itu, Ketua FPK Kabupaten Jayapura Menase Bernard Taime menyimpulkan dari kejadian pembakaran berturut-turut tersebut hingga hari ini, pelaku dan semua yang terlibat dalam kasus pembakaran ini seharusnya sudah bisa diungkap oleh pihak Kepolisian.
Apalagi kata Menase, ada isu yang berkembang di masyarakat kalau pemeriksaan ini sudah mengerucut sampai pada pelaku yang bekerja di belakang layar, semuanya sudah ada. Tapi kenapa sampai sekarang ini belum diungkap oleh pihak Kepolisian.
“Oleh karena itu, selaku Ketua FPK saya memohon dan meminta kepada Kapolres Jayapura kalau memang sudah ada pelakunya, tolong diumumkan,” pintanya.
“Sehingga kami masyarakat dapat memasuki bulan desember khususnya Hari Natal maupun Pemilu 2024 ini dengan aman dan damai. Jangan biarkan isu ini berkembang dan berlarut larut hingga memunculkan persepsi yang aneh-aneh,” tambahnya.
Karena lanjut Menase, jika ini dibiarkan kasihan Pj Bupati Jayapura akan terus disoroti. Oleh sebab itu, sekali lagi dirinya meminta Kapolres dan jajarannya agar dapat mengungkap yang sebenarnya termasuk yang berhubungan dengan pelaku pembakaran kepada media.
“Supaya masyarakat tau sampai dimana kelanjutan kasus pembakaran dan siapa dalang dari pembakaran Kantor pemerintahan ini,” tandas Menase.
Ditempat yang sama Ruslan Akbar mewakili Paguyuban Sulawesi Selatan mempertanyakan pengamanan di Gunung Merah. Seharusnya kantor pemerintahan dijaga ketat oleh Satpol PP.
Kemudian, lanjut Ruslan jika memang pelakunya sudah diketahui sampaikan agar publik tahu.
“Supaya ini tidak menjadi bola liar. Tapi kalau ini tidak disampaikan ke publik, akan menimbulkan berbagai pertanyaan serta menjadi perdebatan di tengah – tengah masyarakat,” katanya.
Sementara itu, tokoh Pemuda Tabi, Aris Kreuta menegaskan jika tidak segera diungkap pelaku dan motif kebakaran maka akan mengganggu kinerja pemerintah daerah.
“Akibat sejumlah kantor atau gedung yang terbakar kinerja pegawai menurun karena ada yang harus kerja dari rumah.” kata Aris.
Apalagi yang terbakar merupakan pusat pelayanan masyarakat, seharusnya ini menjadi perhatian Kepolisian.
Senada dengan FPK, Ketua DPD AMPI Kabupaten Jayapura Nelvis K. Manobi berharap keterbukaan informasi pihak keamanan dalam hal ini Polres Jayapura terkait dengan pelaku pembakaran beberapa gedung kantor bupati.
Menurutnya, jika ada temuan terkait pelaku pembakaran maka Pihak polres harus terbuka menyampaikan ke publik, karena masyarakat di Kabupaten Jayapura sedang mengikuti perkembangan kasus tersebut secara serius.
“Kami menghormati asas praduga tak bersalah tetapi minimal Polres menjelaskan perkembangan kasus tersebut agar rakyat teredukasi dan mendapat pencerahan,” pungkas Nelvis.