Jayapura – Jelang perhelatan PON XX di Provinsi Papua, sekelompok pemuda dari Kampung Harapan membangun wirausaha cenderamata berupa topi khas Papua dan kaus bernuansa etnik.
Bermula dari bantuan modal usaha senilai Rp10 juta dari PLN Peduli, para pemuda tersebut optimis mampu memanfaatkan antusiasme PON XX menjadi pundi-pundi rupiah.
Untuk topi, harga yang dibanderol mulai dari Rp100 ribu – Rp200 ribu. Topi unik ini merupakan pengembangan kreasi dari lukisan kayu khas Sentani.
“Tentu kita semua tahu bahwa Kampung Harapan merupakan tuan rumah utama PON di Papua karena adanya Stadion Lukas Enembe. Kami juga tidak mau ketinggalan memberdayakan warga lokal dengan adanya PON ini, supaya semua orang merasa bahwa PON ini memang hadir untuk kita,” ungkap Nahason Bonay, Koordinator Kelompok Papua Youth Creative Community, Senin (30/8/2021).
Nahason menambahkan, pihaknya juga akan menjajakan kaus dengan desain bernuansa etnik dibanderol berkisar Rp110 ribu hingga Rp150 ribu.
“Kausnya nanti akan ada gambar topi yang kami buat ini, jadi untuk mereka yang ingin cenderamata yang lebih terjangkau, bisa menjadikan kaus ini sebagai pilihan. Untuk sementara, kaus masih dalam proses pembuatan dan mulai dijual pada September,” kata Nahason.
Beberapa waktu lalu, PLN Unit Induk Pembangunan (UIP) Maluku Papua menyerahkan dana bantuan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) kepada Papua Youth Creative Community sebagai modal usaha kewirausahaan berbasis kemasyarakatan.
“Ide mereka sangat unik, jika topi khas Papua yang kita kenal identik dengan manik-manik, namun kali ini dari lukisan kayu Sentani. Inovasi para pemuda ini patut kita acungkan jempol karena mampu mengembangkan keterampilan yang sudah ada,” kata Amir, Manajer Perizinan dan Komunikasi PLN UIP Maluku Papua. (Red)