MERAUKE,- “ Beta ada di sini untuk kamu orang. Saya tidak melihat kalian itu siapa, datang dari mana dan agama apa, tidak sama sekali. Saya akan bantu kalian seperti yang sudah saya lakukan di Aceh, Poso, Kalimantan dan Sumatera Utara.
Jadi jangan pernah berubah dan tetap menjadi diri sendiri. Saya juga bukan orang kaya, apa yang saya lakukan adalah bentuk penghormatan saya bagi negeri ini, tempat asal ibu saya,”demikian diungkapkan oleh Kapolres Merauke, AKBP Ir.Untung Sangaji, M.Hum di hadapan peserta Sekolah Restorasi saat menjadi motivator pada pembukaan sekolah tersebut di Halogen Hotel, Rabu (31/5).
Mantan Kapolres Aceh Utara ini hadir langsung berbagi kisah hidupnya yang diikuti dengan penuh antusias oleh seluruh peserta sore itu. Untung Sangaji menyampaikan bahwa sampai selesai masa tugasnya nanti, dirinya akan terus membantu masyarakat.
Ia mengakui tidak pernah bermimpi bisa bertugas di bumi Anim Ha, sama halnya ia tidak pernah meminta menjadi seorang militer dan polisi. Ia juga mengakui berasal dari keluarga miskin dan sudah terbiasa hidup sederhana sejak kecil. Menempuh perjalanan jauh hanya dengan berjalan kaki sudah sering ia lakukan sejak masa belia di kampungnya di Ambon.
Ketika menginjakkan kaki di Kota Rusa, seorang Untung Sangaji melihat ada ‘emas’ di tanah ini dan menghasilkan sesuatu yang berharga. Hal inilah yang coba ia tularkan kepada masyarakat agar memiliki ketrampilan dan penghasilan memadai.
“Ada emas di atas permukaan tanah dan sudah beta buat di sini. Kerikil tidak perlu lagi kita beli dari Sulawesi dan Pulau Jawa karena kerikil itu sudah ada di atas pohon dan sudah saya buat. Pohon sawit itu tumbuh menjadi tanaman industri sejak tahun 80an. Namun saya baru kenal pada tahun1981 dan pada tahun tersebut itu pula saya sudah membuat roket dari jamur kotoran kerbau yang saya kawinkan dengan jamur ela sagu,”jelasnya.
Bahkan rumput dan lumpur di daerah ini bisa memiliki harga jika diolah dengan baik. Berdasarkan pengamatannya, ternyata ada 12 wilayah di Merauke yang dapat menghasilkan bahan baku untuk pembuatan tembikar atau keramik yang bagus.
Membangun sumber daya manusia yang unggul dan cerdas sudah menjadi komitmen dirinya. Beberapa terobosan sudah dilakukan mulai dari pembinaan masyarakat dalam mengelola produk home industri, budidaya padi India bagi petani lokal Papua hingga budidaya bandeng dan bawal yang juga akan memberdayakan warga lokal.
Limbah yang terbuang berhasil ia sulap menjadi produk berharga, mulai dari kancing batok kelapa hingga limbah cangkang sawit yang bisa menjadi batako. Bahkan baru Polres Merauke yang membuatnya menjadi paving block berkat talentanya itu.
“Akan saya ajarkan kepada siapa saja yang berminat karena karya ini tidak saya jual tetapi saya hadiahkan untuk negeri ini. Kalau kalian nanti sudah berhasil menjadi tokoh, apa yang kalian harapkan dari saya, akan coba saya bantu,”ungkapnya.
Kapolres yang telah meraih sejumlah penghargaan ini juga mengungkapkan rasa bangganya karena produk-produk yang dibuat oleh orang Merauke mampu menembus pasar internasional mengingat dirinya mempunyai jaringan yang cukup luas hingga keluar negeri.
“Saya berupaya membuktikan, jika selama ini saya diragukan bahkan ditertawakan untuk gagasan saya itu, kini tidak lagi. Bahkan saya sudah punyai 275 orang yang terdiri dari Suku Awyu, Muyu, Mappi, Marind, Asmat dan warga asal Tabonji dan Kimaam yang tidak lama lagi akan tinggal dengan saya bersama Batalyon Brimob, Polres, Polsek dan wartawan di suatu tempat di SP 9 yang tata ruangnya sudah saya buat rapih,”pungkas Untung Sangaji.**