Pulau Mapia – Pemerintah melalui Kementerian Sosial (Kemensos) menyalurkan bantuan ke salah satu pulau terdepan Indonesia, yakni Kepulauan Mapia, kabupaten Supiori, Papua. Penyaluran bantuan ini bukan sekedar bentuk perlindungan sosial bagi masyarakat, namun juga salah satu upaya untuk merawat kedaulatan di pulau-pulau terdepan.
“Penyaluran bansos bagi masyarakat Mapia bukan sekedar bentuk perlindungan sosial, tapi juga salah satu upaya untuk merawat kedaulatan di pulau-pulau terdepan. Sebab hilangnya pulau terdepan bukan sekedar kehilangan wilayah, tapi juga berdampak pada bergesernya batas teritori wilayah Indonesia secara siginifikan,” kata Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, Abraham Wirotomo, Kamis (14/9).
Abraham yang ikut dalam rombongan Kemensos, menceritakan penyaluran bantuan sosial ke pulau Mapia mengambil titik keberangkatan dari pulau Biak. Perjalanan menuju pulau Mapia ditempuh melalui jalur laut dengan menaiki kapal rumah sakit milik TNI, KRI dr. Wahidin Sudirohusodo (KRI WSH 991).
Setelah berlayar selama 19 jam, Kapal yang membawa rombongan dan beragam jenis bantuan, seperti pangan, bibit tanaman, perlengkapan sekolah, unggas petelur, obat dan alat kesehatan, serta keperluan perbaikan fasilitas ini, tiba di kepulauan Mapia, pada Selasa (12/9).
Kepulauan Mapia terletak di ujung utara pulau Papua, 300 kilometer dari pulau Biak. Kepulauan yang berada di perairan Samudera Pasifik ini merupakan satu dari beberapa pulau terdepan yang pernah menjadi sengketa antara Indonesia dengan negara lain. Pulau ini ditinggail 298 jiwa.
Saat mulai merapat di dermaga, masyarakat, termasuk anak-anak berbondong-bondong datang. “Anak Mapia menyambut kami dengan bernyanyi lagu Indonesia Raya,” cerita mas Bram, sapaan Abraham Wirotomo.
Abraham mengatakan kehadiran tim Kantor Staf Presiden di pulau Mapia untuk memastikan program perlindungan sosial bagi masyarakat di pulau terdepan benar-benar berjalan dan dirasakan oleh masyarakat. Memang tidak mudah karena pulau-pulau terdepan terletak di daerah terpencil dan sulit dijangkau. “Tapi harus dilakukan. Sebab sudah menjadi amanat Presiden Jokowi bahwa program perlindungan sosial tidak hanya dirasakan yang di Jawa saja, tapi untuk semua,” tegas Abraham.
Abraham melihat masyarakat Mapia telah merasakan manfaat program sosial pemerintah, baik dalam bentuk bansos maupun pemberdayaan. Ia mencontohkan penyaluran bantuan berupa alat pompa dan penyimpanan air membuat masyarakat tidak lagi kesulitan air tawar. “Seluruh rumah di sini juga sudah bisa merasakan penerangan lampu tenaga surya yang sebelumnya masih menggunakan lampu minyak,” sebut Abraham.
“Contoh lain, bantuan berupa mesin pembuatan minyak goreng kelapa membuat masyarakat sudah tidak perlu berhari-hari berlayar untuk mendapatkan minyak goreng sawit,” tambahnya.
Meski demikian, menurut Abraham, pemerintah masih memiliki pekerjaan besar untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Mapia, terutama terkait dengan penyediaan fasilitas pendidikan dan kesehatan. Salah satunya ketersediaan akses untuk lulusan Sekolah Dasar (SD).
“Di kepulauan ini tidak ada SMP. Jarak terdekat di kota Biak yang harus ditempuh sekitar 19 jam untuk sekali perjalanan laut. KSP akan membahas ini dengan pihak terkait,” pungkasnya.