JAKARTA – Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia Maruf Amin melakukan audensi dengan pimpinan dan perwakilan Gereja se-Tanah Papua yang tergabung dalam Persekutuan Gereja-Gereja di Papua (PGGP) Provinsi Papua dan PGGP Provinsi Papua Barat, di Istana Negara, Rabu (20/4/2022) siang.
Maksud dari kedatangan para pendeta ini adalah untuk menyampaikan dokumen rekomendasi hasil konferensi Pimpinan-Pimpinan Gereja di Tanah Papua yang telah berlangsung pada 15 hingga 17 Februari 2022 di Kota Jayapura, sebagai bagian dari peringatan Hari Pekabaran Injil (HPI) ke-167 Tahun di Tanah Papua.
Berbeda dari peringatan HPI di tahun-tahun sebelumnya, rekomendasi yang dihasilkan dalam HPI kali ini turut dibawa oleh PGGP dan PGGP Papua Barat kepada Wakil Presiden RI sebagai Koordinator Program Percepatan Pembangunan Papua sehingga berbagai aspirasi dari gereja-gereja di Papua dapat didengar langsung dan ditindaklanjuti oleh Pemerintah Pusat.
Komunikasi antara sesama tokoh agama ini pun menjadi bagian dari langkah Pemerintah Pusat untuk mengedepankan pendekatan sosio-kultural dan religius dalam penanganan isu Papua, terutama dengan tokoh-tokoh gereja sebagai salah satu stakeholder utama sepanjang sejarah pembangunan Papua.
Turut hadir dalam pertemuan di Istana Negara, Pdt. Hiskia Rollo, S.Th., MM. (Ketua Umum PGGP), Pdt. Shirley F.A. Parinussa, S.Th (Ketua Umum PGGP Papua Barat), serta Johny Banua Rouw, SE (Ketua DPR Papua sebagai Ketua Panitia Perayaan HPI ke-167).
Sementara itu, Wapres RI turut didampingi oleh Teten Masduki (Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Mengenah), Anwar Sanusi (Sekjen Kemnaker), Staf Khusus Menteri Sosial dan Staf Khusus Menkop UMKM. Pertemuan antara K.H. Maruf Amin dengan para pimpinan gereja Papua ini berlangsung dalam suasana kekeluargaan di tengah nuansa minggu perayan Paskah serta bulan suci Ramadan.
Dalam pertemuan ini, para Tokoh Kristen dari Papua menyampaikan berbagai pandangan kritis dan konstruktif sebagai bahan masukan kepada Wapres RI dalam upaya untuk mewujudkan perdamaian dan kesejahteraan di Tanah Papua melalui pendekatan-pendekatan humanis dan non-militer.
Para pimpinan gereja juga menegaskan komitmen untuk menjaga netralitasnya dalam menyikapi berbagai dinamika politik di Papua, merangkul seluruh pihak yang bertikai dalam rangka mewujudkan visi “Papua Tanah Damai”, serta fokus pada upaya pembangunan yang berdampak nyata pada kehidupan masyarakat lokal.
Dalam rangkaian pertemuan di Jakarta, Ketua Umum PGGP Provinsi Papua dan Papua Barat Pdt. Hiskia Rollo memberikan apresiasi kepada Wapres RI yang telah membuka ruang komunikasi dengan gereja-gereja di Papua sehingga dapat memberikan berbagai masukan serta turut terlibat dan berkolaborasi bersama Pemerintah dalam membangun Papua.
Lebih lanjut, Pdt. Hiskia Rollo menyampaikan bahwa penyelesaian berbagai masalah di Papua perlu dimulai dari yang termudah.
“Jangan sampai kita fokus kepada masalah yang berat sehingga pembangunan tidak berjalan. Jangan sampai kita fokus pada satu atau dua masalah saja, sehingga pengembangan sektor pendidikan, kesehatan, dan ekonomi menjadi terabaikan. Mari kita bersatu untuk mengatasi masalah Papua mulai dari yang paling mudah dan bisa kita kerjakan” imbau Pdt Hiskia Rollo.
Sementara itu, Pdt. Shirley Parinussa menjelaskan demi mengoptimalkan peran gereja dalam membangun Papua, salah satu langkah strategis utama yang telah ditetapkan dalam peringatan HPI tahun 2022 ini adalah rencana pendirian Papua Christian Center (PCC).
Diksempatan itu, ia juga menceritakan tentang sejarah masuknya injil di Tanah Papua yang dimulai pada 5 Februari 1855 dan bagaimana peran strategis gereja sebagai pionir pembangunan di Tanah Papua.
“ Karya pekabaran ini pula yang meletakan dasar untuk hadirnya pemerintahan di Tanah Papua saat ini. Yang mana telah mendirikan sekolah-sekolah, sarana kesehatan dan perekonomian, serta membangun lapangan terbang untuk membuka akses ke daerah-daerah yang paling terpencil dan terisolir,”katanya.
Sementara itu, Johny Banua Row, SE sebagai Ketua Panitia HPI tahun 2022 yang juga Ketua DPRP menjelaskan bahwa PCC yang rencananya akan didirikan itu bakal menjadi rumah bersama bagi seluruh gereja di Papua untuk berdiskusi serta membuat kajian dan analisis.
“ Tapi sekaligus sebagai titik temu untuk mensinergikan gereja dan pemerintah, sehingga karya pekabaran injil dapat mendatangkan keselamatan dan kesejahteraan bagi semua orang di Papua,”pungkas Jhony Banua Rouw.